Rabu, 10 Agustus 2011

Penentuan Waktu Sholat Apa Juga Kudu Pake Rukyah?


Dua hari yang lalu aku buka yahoo news ada tulisan singkat yang menyebutkan ada ulama terkenal Dubai, Mohammed Al-Qubaisi mengatakan kalo seseorang yang tinggal di gedung yang tinggi atau pegunungan seharusnya berpuasa lebih lama karena lebih lama melihat sinar matahari. Mbaca tulisan itu aku jadi bertanya apakah kalo mau menentukan waktu sholat sesuai sunnah rosul harus dengan cara rukyah matahari seperti halnya rukyah bulan saat menentukan 1 Romadhon/1 Syawal? Kayaknya dulu aku pernah baca tentang hal ini tapi lupa. Trus aku browsing tentang penentuan waktu sholat dan nemu makalah yang isinya tentang penentuan waktu sholat dengan rukyah dan hisab, sila buka aja blognya di sini atau download makalahnya di sini.
Ternyata terdapat beberapa ayat dan ada juga hadits panjang yang menjelaskan tentang waktu-waktu sholat.
  1. "Dirikanlah sholat dari sesudah Matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula sholat) subuh. Sesungguhnya sholat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)." (Al-Isra 78)
  2. "Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat." (Hud 114)
  3. Malaikat Jibril datang kepada Nabi S.A.W lalu berkata: "Marilah sholat". Lalu ia melakukan sholat (1) dhuhur di waktu Matahari telah condong (tergelincir). Kemudian Jibril datang kepada Nabi di waktu Ashar lalu berkata: "Marilah sholat". Lalu ia sholat (2) Ashar di waktu bayangan tiap-tiap sesuatu jadi sama panjangnya dengan keadaan dirinya. Kemudian Jibril datang kepada Nabi S.A.W di waktu maghrib lalu berkata: " Marilah Sholat" lalu ia sholat (3) Maghrib di waktu Matahari telah masuk (terbenam). Kemudian Jibril datang kepada Nabi S.A.W di waktu Isya lalu berkata: "Marilah sholat". Lalu ia sholat (4) Isya lalu berkata; " Marilah sholat". Lalu ia sholat Isya di waktu telah hilang tanda merah - di tempat Matahari terbenam. Kemudian Jibril datang kepada Nabi S.A.W di waktu fajar lalu berkata: "Marilah sholat" Lalu ia sholat (5) Fajar (shubuh) di waktu fajar telah terbit. Kemudian Jibril datang kepada Nabi S.A.W pada esok harinya lagi di waktu Dhuhur lalu berkata: "Marilah sholat". Lalu ia sholat Dhuhur, di waktu bayangan tiap-tiap sesuatu itu jadi sama panjangnya dengan keadaan dirinya. Kemudian Jibril datang kepada Nabi S.A.W di waktu Asar lalu berkata: "Marilah sholat".  Lalu ia sholat di waktu Asar, di waktu bayangan tiap-tiap sesuatu itu jadi dua kali panjang daripada dirinya. Kemudian Jibril datang kepada Nabi S.A.W di waktu maghrib yang sama waktunya dengan kemarin, lalu ia sholat maghrib. Kemudian jibril datang kepada Nabi S.A.W di waktu Isya, sehabis tengah malam, lalu berkata: "marilah sholat". Lalu ia sholat Isya. Kemudian Jibril datang kepada Nabi pada waktu telah terang cuaca (sebelum terbit Matahari). Lalu berkata: "Marilah sholat". Lalu ia sholat fajar. Kemudian Jibril berkata: Antara dua waktu itulah waktu bagi tiap-tiap sholat." (HR. Ahmad, Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Hibban dan Hakim) 
Dari ayat dan hadits di atas untuk menentukan waktu sholat jelas Rosululloh melihat matahari. Namun dengan berkembangnya teknologi, sekarang penentuan waktu sholat banyak dilakukan dengan perhitungan sehingga banyak beredar "JADWAL SHOLAT" yang ditempel di tembok-tembok rumah atau masjid. Pertanyaanku, haruskah pake rukyah untuk menentukan waktu sholat sebagai bentuk ittiba' seperti halnya dalam penentuan 1 Romadhon/1 Syawal? Yang bisa menjelaskan tolong share ya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar