Kamis, 13 September 2012

Akan Kau Didik Jadi Apa Anakmu, Jadi Profesional/Da'i/Hafidz(ah)???


Yach walaupun belum punya anak [belum nikah juga, haha.. gak ada yang nanya ya], gak papa donk ngebahas tentang anak. Ini berawal dari obrolan beberapa waktu yang lalu dengan seorang "super mama" [baca:ummahat]. Beliau berputra tujuh dan aku salut dengan cara beliau mendidik anak-anaknya. Anak pertama beliau tahun ajaran ini masuk SMA. Nah waktu si sulung cari sekolah, uminya justru yang lebih dag dig dug dibanding si sulung. Dari obrolan tentang sulungnya yang lagi bingung mau sekolah dimana [akhirnya sekolah di satu-satunya SMA IT di sini], akhirnya kita ngobrol tentang pendidikan anak. Orang tua harus tepat memilihkan pendidikan yang terbaik buat putra-putrinya. Tapi pilihan itu juga tidak memaksakan si anak. Anak juga kudu diberi kebebasan untuk memilih. Apa yang menjadi pilihan si anak, ketika itu memang sesuatu yang baik untuk masa depannya, maka orang tua sebaiknya mensupport. Tapi jika pilihan itu gak baik untuk masa depannya, orang tuanya seharusnya memberi arahan atau memberi alternatif pendidikan yang lain.

Mau dibawa kemana pendidikan si anak, kampus atau pondok???? Beberapa yang aku amati, orang tua [ummahat] yang backgroundnya kampus, anak-anaknya juga akan diarahkan buat kuliah, yang backgroundnya pondok, anak-anaknya juga akan diarahkan ke pondok. Masing-masing pasti ada positif dan negatifnya. Bukan berarti yang di kampus itu semuanya negatif dan yang di pondok semuanya positif, malah kadang yang lulusan kampus justru lebih militan dari lulusan pondok. Tapi ada juga yang kampus tapi gak maksimal pembinaannya, dan ada juga yang mondok pemahaman ilmu syar'i nya oke tapi jiwa harokinya juga oke. Ya saya ngomong gini gak asal ngomong, ini berdasarkan hasil interaksiku dengan anak-anak ummahat. Ada seorang anak ummahat yang sejak SMP dan SMA sudah diarahkan untuk ke pondok, tapi karena bukan kemauan si anak, akhirnya si anak keluar bahkan ada yang kabur dari pondok. Setelah keluar dari pondok dan ngelanjutin SMA aku lihat dia enjoy dengan aktivitasnya. Ada juga anak ummahat yang diarahkan ke kampus tapi dengan syarat selama kuliah kudu ngaji, pada kenyataannya dia ngajinya kurang eksis.

Belum terlambat untuk merancang mau kita arahkan kemana anak-anak kita. Lihatlah potensi dan minat mereka. Arahkan mereka untuk menjadi salah satu diantara 3 ini. Apakah akan menjadi seorang profesional [dokter, bidan, farmasist, guru, dosen, businessman, akuntan, dll]? Apakah akan menjadi seorang da'i? Apakah akan menjadi seorang hafidz/ah? Pilihan pertama akan diarahkan ke kampus. Pilihan kedua dan ketiga akan diarahkan ke pondok. Kampus atau pondok gak masalah yang penting mereka enjoy bukan terpaksa dan punya visi yang jelas ke depan mereka mau jadi apa. Yang terpenting adalah ketika di kampus, mereka harus lebih dikuatkan untuk ngaji dan dakwah sehingga kelak menjadi profesional yang paham din dan militan. Ketika di pondok, itu memang benar keinginan mereka sehingga enjoy dengan kehidupan di pondok dan tetap diasah jiwa harokinya sehingga setelah lulus ilmunya bisa bermanfaat untuk umat dan juga punya jiwa gerak. Semoga Alloh menganugrahkan kita kelak putra-putri yang sholih-sholihah, mujahid-mujahidah dan menjadi generasi yang berkontribusi bagi kejayaan Islam. Aamiin...eh, by the way...itu semua gak akan terkabul kalo belum nikah. So, doa tadi didahului dulu dengan doa yang ini, semoga Alloh mendatangkan pasangan yang terbaik [mujahid, aamiin] di saat yang terbaik pula, hehehe... aamiin...semangat yach ^_^

4 komentar:

  1. smoga kelak anak2ku menjadi seorang hafidz & profesional sekaligus mujahid.. Dan smoga anti segera dipertemukan dg mujahid disaat yg terbaik

    BalasHapus
  2. insyaAllah..suatu hari nanti mba akan ketemu jodoh yang paling cocok..(maaf kalau ayatnya salah..ni saya..tharwah hidayah mba...hehe..:))

    BalasHapus
  3. tharwah...aku baru melihat ada comment kamu, maaf baru balas. aamiin...semoga kamu juga. success study kamu dan mendapat jodoh terbaik kamu, aamiin :)
    salam untuk upin ipin ya..hehehe

    BalasHapus