Minggu, 05 Juni 2011

Bersabarlah dan Tafahumlah...

Seorang manusia yang meniti sebuah jalan ada kalanya menemui kerikil, batu besar atau kubangan yang lebar menganga. Kerikil, batu dan kubangan tersebut ibarat ujian dalam perjalanan tersebut. Perjalanan seorang yang mengemban amanah dakwah dan jihad pun pasti akan menjumpai ujian. Dari ujian tersebut akan tampak siapa yang istiqomah dan siapa yang futur. Orang-orang yang selamat melalui ujian tersebut hanyalah orang-orang yang diberi karunia oleh Alloh berupa kesabaran.


Dalam kehidupan bersama, penting untuk kita memiliki sebuah kesabaran. Seseorang yang telah iltizam berislam dalam kehidupan bersama, ada saja yang karena faktor ketidaksabaran sehingga menjauh dari kehidupan bersama. Mungkin salah satu ketidaksabarannya adalah hanya dalam hubungan personal satu dan yang lainnya. Dalam kehidupan seorang akhwat pun demikian. Kehidupan bermajelis adalah miniatur dari sebuah kehidupan bersama [berjama'ah] bagi seorang akhwat. Munculnya perbedaan pendapat dan perbedaan karakter terkadang terjadi dalam bermajelis. Gak sepakatnya dia dengan penataan yang ada dan amanah yang harus dia emban juga mungkin terjadi. Ketidaksabaran menghadapi perbedaan tersebut, kadang menjadikan akhwat kecewa. Kadang merasa urusannya terlalu dicampuri dan gak punya privasi. Ketidaksabarannya dan kekecewaan yang tak terungkap tersebut lama kelamaan menjadikannya menjauh. Pelan tapi pasti virus futur menyerangnya.


Perbedaan tersebut adalah sebuah sunnatulloh yang pasti terjadi. Perbedaan pendapat dan karakter dalam kehidupan bersama pun tak bisa kita hindari. Tapi sebenarnya kalau kita mau sedikit saja lebih dewasa, perbedaan tersebut tidak akan menjadi sebuah masalah besar. Selama bersamanya kita karena satu ghoyah, satu aqidah dan satu kefahaman maka perbedaan itu bisa kita selesaikan tanpa mendzolimi satu dengan yang lain. Perlunya kesabaran dan kelapangan hati untuk menghadapi perbedaan tersebut.


Selain kesabaran, akhlak terhadap sesama muslim pun harus kita tunjukkan dalam kehidupan bersama. Ada beberapa akhlak yang harus kita miliki agar dapat membina hubungan yang baik dengan saudara kita:

  1. Niat yang ikhlas karena Alloh. Ikhlasnya niat kita akan menjadikan kita senantiasa mendapat bimbingan dari Alloh
  2. Kedepankan khusnudzon dan tabayun. Hak terendah yang harus dipenuhi oleh seorang muslim terhadap saudaranya adalah husnudzon dan hak tertingginya adalah itsar. Ngomongin tentang itsar jadi teringat kisah air minum 3 syuhada. Subhanalloh, sangat sulit kita jumpai manusia semacam 3 syuhada tersebut. 
  3. Apabila terdapat perbedaan pendapat maka kembalikan urusan tersebut kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, ajaklah dia bicara dengan cara yang ahsan, berlapang dadalah, janganlah saling mencela, selalu berupaya mencari yang terbaik dan terimalah kebenaran dari siapapun datangnya.
Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa diberikan kesabaran oleh Alloh dan dijadikan orang-orang yang mencintai saudaranya sesama mukmin setelah cintanya kepada Alloh dan Rosul-Nya. Aamiin...

2 komentar:

  1. nggih bu ustadzah...........
    sendiko dawuh

    BalasHapus
  2. santri TPQ ku aja manggilnya mba...lah ini kok dipanggil ustadzah.

    BalasHapus