Selasa, 03 Februari 2015

Lirik Nasyid di Pondok Kecil

dipondok kecil di pantai ombak
berbuih putih beralun-alun

disuatu hari ayah berkata
jaga adik mu ayahkan pergi jauh

ku pandang wajah ayah dahinya ku
cium
air mata mengalir hatiku pilu

diam-diamlah sayang jangan
menangis
doakan ayah semoga diterima

diam adik ku sayang jangan
menangis
andai ayah gugur doakan dia syahid

selamat berjuangan ayah tercinta
kau pergi dulu ayah ke medan juang

ku iringi doa moga berjaya
beroleh kemenangan demi agama
Islam

wahai abang ku kemana
ayah ku sayang ayah ku cinta ayah
2x

duhai adik ku sayang jangan
bersedih
ayah mu pergi menyambut seruan
Ilahi

tapi ingatlah adik ku pesanan ayah
berjuangan dan berkorban walau
dimana jua

pada Mu Tuhan aku bermohon
dosa ayah ku minta diampunkan

berilah rahmat bantulah dia
untuk menegakkan agama Islam

#Mas Hasan...jaga adek ya sayang...

Selasa, 10 Juni 2014

Anak Abah dan Umi Tercinta, HASAN...

Tepat 11 hari aku menyandang predikat umi. Sebuah predikat yang kuperoleh dengan sebuah perjuangan yang tak kusangka sebegitu beratnya. Tak dapat kuungkap dengan kata-kata. Namun dapat kuungkap dengan air mata yang spontan mengalir saat kudengar tangismu anakku Hasan. Ingin rasanya langsung kudekap erat dirimu saat itu, namun apa daya, umi masih terkapar di bawah lampu operasi.
Sungguh tak terbayang harus kulalui ini. Setelah umi berjuang hampir 12 jam untuk persalinan normal namun tidak berhasil. Alloh berkehendak lain dan pasti apa yang Alloh kehendaki itulah yang terbaik.
Mamah...sekarang aku telah merasakan perjuangan menjadi seorang umi. Ternyata berat. Maaf ya mah...jika selama ini banyak kesalahan telah kubuat dan itu menyakitimu. Doakan aku ya mah...agar aku bisa mendidik putraku, cucu mamah dan papah tercinta. Sungguh masih sangat panjang perjalananku membesarkan dan mendidik mereka.
Suamiku...sekarang kita telah menjadi abah dan umi. Doa kita untuk dikarunia buah hati penyejuk pandangan telah Alloh kabulkan. Mari kita eratkan pegangan tangan kita. Kita bimbing dek Hasan menjadi seorang mujahid. Ingatkan umi saat umi lupa ya bah... Doakan umi supaya jadi umi yang tangguh. Menjadi menjadi mar'ah sholihah, zaujah sholihah dan ummu murobbiyah seperti yang selalu abah sampaikan pada umi. Maafkan umi ya bah jika umi belum bisa menjadi apa yang abah harapkan. Bimbing dan doakan umi selalu. Umi sayang abah... Semoga Alloh persatukan kita di dunia dan di jannah-Nya, aamiin...
Putraku Hasan...abah memberimu nama Hasan agar kelak engkau menjadi seorang yang dapat mempersatukan kaum muslimin seperti Hasan cucu Rosululloh. Tumbuhlah anakku menjadi pribadi yang sholeh, cerdas, kuat dan berjiwa pejuang. Semoga abah dan umi bisa mengantarmu menjadi pejuang Islam. Abah dan umi sayang dek Hasan.
Robbi...perkenankan doa-doa kami dan ampunkan dosa-dosa kami...aamiin

Di pojok kamar kita ditemani dek Hasan yang sedang bobok nyenyak. Purwokerto, 10 Juni 2014, 02:53

Selasa, 04 Maret 2014

Doaku untuk Kita

Pernah suatu kali di bulan pertama pernikahan kita, kebetulan saat itu adalah bulan romadhon, kau mengirimku sebuah sms yang intinya begini "apa doa yang kau minta setiap kali waktu berbuka?". Diantara sederet doa yang lain, aku hanya kirimkan padamu ini melalui sms
Doaku untuk kita..."Robbi...kuatkan ikatan cinta diantara kami,jadikan kami pasangan suami istri yang selalu bersyukur dan bersabar atas nikmat dan ujian yg Engkau berikan pada kami dalam mengarungi bahtera rumah tangga..karuniakan pada kami buah hati penyejuk mata di waktu terbaik menurut Engkau..
Aamiin..."
Dan ternyata kau simpan smsku itu, dan pada waktu-waktu tertentu dan entah sudah berapa kali kau kirim lagi smsku itu padaku. Selalu saja muncul sebuah perasaan yang sulit aku ungkapkan setiap kali kau kirim ulang smsku itu padaku. Jazakumulloh selalu mengingatkanku untuk selalu bersyukur dan bersabar. Jazakumulloh atas cinta dan kasih sayang yang kau berikan padaku. Maafkan aku jika belum bisa menjadi istri seperti yang kau harapkan. Bimbing aku selalu. Semoga kau selalu gandeng aku dan anak-anak kita kelak menuju jannahNya. Aamiin ya Robb...
Sungguh, aku mencintaimu karena Alloh...

Senin, 13 Januari 2014

Jangan Katakan "Kapan Semua Ini Usai?"

Enam bulan sudah aku menjadi seorang istri. Enam bulan juga aku meninggalkan Purwokerto. Kota dimana kuhabiskan masa kecilku hingga aku menikah. Bahkan seluruh masa akhwatku semua kulalui di kota nan SATRIA itu. Saat ini, di kota yang kata orang istimewa ini [baca:Yogyakarta], aku tak bisa melupakan masa-masa akhwatku di Purwokerto. Penuh semangat, ceria, penuh warna, bahagia walaupun terkadang juga terselip rasa lelah, sedih, air mata dan sejuta rasa lainnya. Hari-hari itu kulewati seolah tak mengijinkanku untuk sejenak beristirahat. Masa-masa pasca lulus kuliah yang penuh tantangan. Agenda-agenda dakwah, mengajar bimbel sebagai kesibukan agar orang tua melihat bahwa aku "bekerja", tuntutan orang untuk segera menikah dan berkarir sesuai ijazah s2 ku. Hmm..kunikmati masa-masa itu selama 2 tahun. Nikmat benar rasanya, walau sesekali di tengah penatnya hari, diantara setumpuk masalah yang datang, di sela-sela lelahnya fisik yang tak jarang juga pulang hingga malam, terkadang mata ini basah dan hati ini berteriak "Kapan semua ini usai? Kapan Alloh hadirkan seorang laki-laki yang akan menjadi imamku?".
Pikirku saat itu simple, dengan menikah selesai sudah semua masalah. Aku tidak harus pergi pagi pulang malam untuk berbagai macam aktivitas yang begitu melelahkan itu.
Dan benar, setelah menikah sepanjang hari kuhabiskan waktuku di rumah. Walaupun sebenernya aktivitas dakwah dan mengajar tetap aku jalani. Tapi semua itu tak sepadat dulu. Kalo dulu semasa akhwat, tiada hari tanpa keluar rumah untuk urusan dakwah, saat ini sepekan mungkin hanya 2 atau 3 kali saja. Kalo dulu keluar rumah untuk mengajar sehari bisa sampai 4 atau 5 tempat, sekarang sehari paling sekali dan itu pun dirumah.
Aku menyesal karenda dulu pernah terbersit dalam hati sebuah pertanyaan "kapan semua ini usai?" Karena kini, aku benar-benar merindukan masa akhwatku. Masa dimana sepanjang hari tidak ada waktu untuk istirahat. Dulu tangisku ingin semua itu usai. Kini tangisku justru karena merindukan masa itu. Hmm...6 bulan masih kurang buatku untuk beradaptasi dengan aktivitas sebagai seorang istri yang lebih banyak memanfaatkan waktu di rumah. Dulu semasa akhwat, bisa berangkat jam 7 pagi pulang jam 7 malam, sekarang sejak pagi hingga pagi lagi tinggal di dalam rumah. Harus kreatif dalam memanfaatkan waktu di rumah untuk hal-hal positif. Bekal yang diperoleh semasa akhwat harus dijadikan modal untuk mengembangkan diri setelah menjadi ummahat. Dan pesanku untuk para akhwat, nikmati dan nikmati masa-masa akhwatmu, karena itu nanti yang akan sangat dirindukan. Maksimalkan peranmu sebagai seorang hamba Alloh, sebagai murabbiyah dan sebagai seorang anak. Jangan katakan kapan semua ini usai? Karena ketika usai, justru kita akan sangat merindukannya dan ingin kembali ke masa itu.
#Mungkin kalo sudah jadi umi, gak segitunya merasa kesepian karena ada dedek yang menemani. Buat dedek yang masih di perut umi, umi tunggu kehadiranmu sayang..kita akan habiskan banyak waktu kita bersama-sama..

Sabtu, 29 Juni 2013

'Afwan dan Jazakumulloh...

Aku lupa kapan pertama kali berjumpa dengan beliau. Kalau tidak salah sejak saat aku masih duduk di kelas 1 SMA. Saat itu aku masih suka pakai kaos oblong dan celana jeans. Pernah suatu sore aku bertemu dengan beliau di angkot waktu aku mau berangkat les. Saat itu beliau menggendong putri ketiganya yang masih bayi. Sekarang putra-putri beliau sudah 7, subhanalloh. Aku yakin beliau sudah lupa dengan pertemuan itu, tapi aku gak akan lupa. Saat itu aku malu-malu gimanaaaa gitu, gimana gak malu aku belum memakai jilbab sedangkan beliau berpakaian syar'i.
Aku belajar banyak hal dari beliau. Banyaaaaak sekaliiii....Kalo ngobrol sama beliau gak cukup waktu 1 jam. Terkadang 2-3 jam tidak terasa. Pengalaman hidup, perjuangan, pengorbanan, prioritas, totalitas, semuanya...semua aku belajar dari beliau. Semoga Alloh selalu melindungi dan menjaga beliau, suami dan putra-putrinya, aamiin.
Ucapakan terimakasih saja tak sebanding dengan pelajaran-pelajaran berharga yang beliau berikan padaku. Beliau tegas tapi ketegasannya menunjukkan kasih sayangnya. Pernah suatu kali aku ditegur beliau. Wow...teguran itu bikin aku mengalir ngalir. Semingguan aku merenungkan teguran itu. Tapi dampak positif dari teguran itu aku rasakan hingga saat ini dan menjadi satu pelajaran yang gak akan pernah aku lupa.
Aku gak pernah mengungkapkan secara langsung kalo aku sayang beliau, tapi sungguh aku sayang beliau. Bagiku beliau adalah kakak, ibu dan guru. Pertemuan tadi siang semoga menjadi satu kekuatan buatku untuk melangkah ke depan. Sebagai bekal menjadi seorang hamba Alloh, menjadi istri pendamping pejuang Islam, menjadi murobbiyah dan menjadi seorang muqimmuddin. Doakan aku selalu ya mba...semoga kita bertemu dengan kondisi yang lebih baik dari saat ini. Maafkan kalau aku selama ini belum melakukan yang terbaik. Semoga adek-adekku jauuuuuh lebih baik dari aku. 'Afwan atas semua khilafku dan jazakumullah atas semua ilmu yang kau beri.

Rabu, 26 Juni 2013

thnx for precious advices

ikhlas
ridlo
yakin
sabar
istiqomah
qonaah
tegar
penyemangat
gak boleh lemah
harus kuat
manajemen keuangan
prioritas
belajar prihatin
komunikasi
perhatian
dakwah
iqomatuddin
kontribusi untuk umat
infak
memaksimalkan potensi
wirausaha
menata hati
saling mengingatkan
partner
mendidik anak
kenali karakter
mencintai
saling mengenal dan tafahum
memberikan yang terbaik
terima kekurangan
#hmmm...precious advices...ridloi dan berkahi ya Robbi...bismillah...

Sabtu, 01 Juni 2013

Chocolate Ball


Dari sebungkus roti mari bisa jadi camilan yummy, chocolate ball namanya...Mari kita simak bahan-bahan dan cara membuatnya.
Bahan:
  1. 1 Bungkus roti mari (bisa menghasilkan 11 butir chocolate ball)
  2. 2 sachet susu kental manis rasa coklat
  3. Untuk topping (gula halus, mises, coklat butir warna warni, keju)
Cara membuat:
  1. Hancurkan roti mari menggunakan blender hingga halus seperti tepung.
  2. Tambahkan 2 sachet susu kental manis rasa coklat, uleni sampai kalis lalu bentuk bulat.
  3. Letakkan bola-bola coklat pada cup kertas lalu beri taburan sesuai selera.
  4. Masukkan ke dalam lemari es beberapa jam hingga agak keras.
  5. Keluarkan dari lemari es dan siap dihidangkan.



Sabtu, 25 Mei 2013

Rindu

Aku bersama mereka tapi aku rindu. Sehari semalam kita bercengkerama tapi rindu semakin terasa. Kulihat canda tawa mereka, ku semakin tahu kalau aku rindu mereka. Aku di sini, merekapun di sini, tapi rasa rindu ini tak terganti. Rindu....sungguh ini rindu....ini bukan cemburu, tapi benar-benar rindu. I miss you....biarlah kutitipkan rindu ini hanya padaNya dan Dia-lah yang akan menyampaikan rasa rindu ini pada mereka :'(