Senin, 28 Maret 2011

Mengapa Harus Manhaj Salaf ???

Sudah tiga episode masih menyampaikan tentang manhaj salaf. Buat bekal untuk adek-adekku tercinta agar semakin mantap melangkah di atas manhaj yang haq. Supaya bermanfaat juga untuk yang lain, gak ada salahnya aku posting di sini, sekaligus mengamalkan surat al-'asr, untuk selalu tawashoubil haq.


Pastinya sebagian dari umat Islam sudah memahami apa itu manhaj? salaf? dan manhaj salaf? Secara bahasa manhaj adalah jalan. Salaf artinya terdahulu, yang dimaksud para salaf adalah generasi sahabat, tabi'in dan tabiut tabi'in. Manhaj salaf adalah sebuah metodologi dalam memahami Al-Qur'an dan As-sunnah yang merujuk pada pemahaman tiga generasi terbaik. Namun, untuk memahami istilah salaf, kita harus lihat dari dua pengertian berikut:
  1. Sisi qudwah (keteladanan), mereka yaitu tiga generasi pertama dan terbaik dalam Islam. Siapa lagi kalau bukan sahabat, tabi'in dan tabiut tabi'in.
  2. Sisi manhaj (metode), mereka tidak terbatas pada tiga generasi awal, namun juga termasuk setiap muslim yang mengikuti manhaj mereka hingga yaumul qiyamah. Setiap orang yang iltizam dengan manhaj salaf maka mereka adalah pengikut salaf. Namun perlu diingat bahwa mengikuti salaf tidak cukup dengan menyebut dirinya "salafy", namun harus dibuktikan dengan amalan.
Istilah salafus shalih memiliki beberapa nama lain yang sama-sama menunjuk kepada sahabat, tabi'in dan tabiut tabi'in serta umat Islam yang mengikuti manhaj mereka dalam memahami Al-Qur'an dan As-Sunnah. Beberapa nama tersebut adalah:
  1. Ahlu sunnah wal jama'ah
  2. Ahlu hadits
  3. Ahlu atsar
  4. Firqah najiyah
  5. Thaifah manshurah
Diantara banyak jalan dalam memahami Al-Qur'an dan As-sunnah, mengapa kita mengikuti jalannya para salafus shalih? Penjelasannya dapat kita lihat dalam Al-Qur'an, Hadits maupun perkataan para salaf. Dalam Al-Qur'an dijelaskan dalam:
  1. QS. An Nisa’ :115 “Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya. dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu'min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia kedalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali.”
  2. QS. Yusuf :108 “Katakanlah," Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik"
  3. QS. Al Baqarah :137 "Maka jika mereka telah beriman sebagaimana iman kalian, sungguh mereka telah mendapat petunjuk. Namun jika mereka berpaling, maka mereka sebenarnya berada dalam permusuhan (dengan kalian /kecelakaan).”
  4. QS. At Taubah :117 "Sesungguhnya Allah telah menerima taubat Nabi, orang-orang Muhajirin dan orang-orang Anshar, yang mengikuti Nabi dalam masa kesulitan, setelah hati segolongan dari mereka hampir berpaling, kemudian Allah menerima taubat mereka itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka,”"
  5. QS. Al Hasyr :8-9 “(Juga) bagi para fuqara yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-(Nya) dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya.Mereka itulah orang-orang yang benar. (9) Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka.Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri.Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu).Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. (10) Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa:"Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyanyang"
  6. QS. Al Baqarah : 143 Dan demikian pula Kami telah menjadikan kalian sebagai umat wasath (umat yang adil dan pilihan) agar kalian menjadi saksi atas perbuatan seluruh umat manusia…”
Selain dijelaskan dalam Al-Qur'an mengapa kita mengikuti para salaf, dalam hadits  juga dijelaskan secara gamblang:
  1. Dari Abu Sa’id dari Nabi beliau bersabda,” Janganlah kalian mencela shahabatku demi Dzat yang nyawaku berada di tangan-Nya, jika salah seorang di antara kalian menginfakkan emas sebesar gunung Uhud pastilah tidak bisa menyamai segenggam infak mereka, tidak pula setengahnya.”(H.R. Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi)
  2. "Aku wasiatkan kepada kalian (untuk mengikuti) para shahabatku, kemudian (mengikuti) orang-orang sesudah mereka (tabi’in), kemudian orang-orang sesudah mereka (tabi’i tabi’in). Setelah itu akan tersebar luas kebohongan, sehingga seseorang akan bersumpah padahal ia tidak diminta untuk bersumpah. Seseorang akan memberi persaksian padahal ia tidak diminta untuk bersaksi.Hendaklah kalian senantiasa berjama’ah dan jauhilah berpecah belah. Sesungguhnya setan itu bersama orang yang sendirian, dan ia lebih menjauh dari dua orang.” (H.R. Ibnu Majah dan Tirmidzi)
  3. “Sepeninggalku nanti, kalian akan melihat perselisihan yang sangat tajam, maka hendaklah kalian (saat itu) mengikuti sunahku dan sunah para khalifahku yang mendapat petunjuk dan terbimbing (Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali). Gigitlah sunahku dan sunah mereka dengan gigi geraham kalian (pertanda berpegang teguh dengan sangat erat—pent) dan jauhilah setiap hal yang diadaadakan karena setiap bid’ah itu sesat.” (H.R. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban)
  4. Dari Irbadh bin Sariyah ia berkata,” Saya mendengar Rasulullah telah bersabda,” Aku telah meninggalkan kalian di atas jalan yang lurus dan terang (sunah Rasul dan sunah shahabat—pent), malamnya bagaikan siangnya. Tak ada seorangpun yang menyeleweng dari jalanku kecuali ia akan binasa (tersesat). Sesungguhnya siapa di antara kalian yang masih hidup (dalam waktu yang lama) akan melihat perselisihan yang banyak. Maka ikutilah apa yang kalian ketahui dari sunahku dan sunah para khalifahku yang  mendapat petunjuk dan terbimbing, gigitlah (sunahku dan sunah mereka) dengan gigi geraham kalian.” (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Abi ‘Ashim)
  5. “Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian orang-orang yang datang sesudah mereka (tabi’in), kemudian orang-orang yang datang sesudah mereka (tabi’i tabi’in).” (H.R. Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Ahmad)
  6. Sebaik-baik generasi adalah generasi di mana aku diutus, kemudian generasi orang-orang sesudah mereka, kemudian generasi sesudah mereka. Kemudian datang sesudah mereka sebuah kaum yang menyenangi kegemukan, mereka bersaksi sebelum diminta bersaksi.” (HR. Muslim)
  7. “Sebaik-baik generasi adalah generasi yang aku ada di dalamnya, kemudian generasi kedua (tabi’in) kemudian generasi ketiga (tabi’i tabi’in).” (HR. Muslim)
Untuk semakin menguatkan kita dalam mengikuti para salaf, mari kita simak perkataan salaf yang menyebutkan keistimewaan para salafus shalih:
  1. Ibnu Abbas berkata:“Janganlah kalian mencela shahabat Muhammad. Sesungguhnya berdirinya mereka sesaat bersama nabi itu lebih baik dari amal salah seorang di antara kalian selama empat puluh tahun.” Dalam riwayat imam Waki’,” Lebih baik dari ibadah salah seorang di antara kalian selama hidupnya.”
  2. Ibnu Mas’ud berkata:“Sesungguhnya Allah melihat hati hamba-hamba-Nya. Allah menemukan hati Muhammad sebagai hati yang paling baik, maka Allah memilihnya dan mengutusnya sebagai Rasul-Nya. Kemudian Allah melihat hati hamba-hamba-Nya. Allah menemukan hati para shahabat Muhammad sebagai hati yang paling baik. Maka Allah menjadikan shahabat sebagai karena pembantu nabi-Nya. Mereka berperang membela agama-Nya. Maka apa yang dipandang baik oleh kaum muslimin (para shahabat) adalah baik menurut Allah, dan apa yang mereka pandang buruk adalah buruk juga menurut Allah.”
Subhanalloh, gak ada alasan lagi untuk berpaling dari manhaj salaf. Supaya tambah mantap, mari kita pelajari  keutamaan ulama` salaf yang disebutkan oleh Dr. Gholib bin Ali `Iwaji dalam bukunya "Firoq Ma`ashiroh" adalah sebagai berikut:
  1. Mereka adalah orang-orang yang paling paham dan mengerti tentang kebenaran.
  2. Mereka adalah orang-orang yang sangat sayang dan mencintai manusia (terutama orang-orang yang beriman).
  3. Mereka adalah manusia yang paling sedikit dalam pertikaian antara sesama.
  4. Mereka adalah orang-orang yang paling bersegera untuk kembali kepada kebenaran dan paling terdepan dalam mengamalkan kebenaran tersebut.
  5. Mereka adalah orang-orang yang paling pemaaf dan santun terhadap orang yang menyelisihi pendapatnya.
  6. Mereka adalah orang-orang yang paling tawadhu`, lembut dan tidak mencela orang lain.
Subhanallah, sungguh luar biasa pribadi para salaf. 3 generasi yang mendapat lisensi dari Rosululloh sebagai generasi "TERBAIK". So, tidak ada kata tidak untuk kita selalu beriltizam mengikuti manhaj salaf. Mari kita berislam dan memahami Al-Qur'an serta As-sunnah sesuai dengan pemahaman para salafus shalih. Kepada siapa lagi kalo tidak merujuk kepada mereka? Mereka adalah sebaik-baik generasi. Sudahkah aqidah, akhlak, ibadah, pemahaman, amalan, dakwah, gerak dan jalan perjuangan kita seperti para salaf? Let's follow the way of salaf, so you will be safe in the world and hereafter. Ya Rabb, please guide us on the right path.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar