Jumat, 01 Juli 2011

Apa Hanya Karena Tak Cantik?

Tiap akhwat punya kisah yang berbeda dalam proses nikahnya. Ada yang sekali jadi, tapi ada yang 5 kali tapi masih saja gagal, masyaAlloh....[sabar ya ukh..., semoga Alloh memudahkan urusanmu]. Ada yang sebulan langsung nikah, tapi ada yang berlarut-larut hingga hitungan bulan bahkan sampai setahun proses baru nikah. Ada yang orang tua mudah dipahamkan dan dikondisikan, tapi ada juga yang sulitnya minta ampun dikondisikan. Cerita-cerita tadi aku lihat maupun dengar dari teman-temanku yang sudah melalui proses tersebut.

Gagalnya seorang akhwat dalam proses nikahnya ada banyak sebab. Ada yang karena hambatan dari pihak keluarga, ada yang karena tidak sesuai kriteria, ada yang [mungkin] karena perbedaan prinsip dalam suatu hal, ada yang karena beda latar belakang pendidikan dan menurutku yang paling menyedihkan adalah ada yang gagal proses hanya karena faktor fisik. Aku mendengar cerita gak hanya dari satu atau dua orang saja tentang gagalnya proses nikah seorang akhwat hanya karena si ikhwan merasa bahwa si akhwat kurang cantik atau karena fotonya berbeda dengan aslinya. Ada juga ikhwan yang beberapa kali menolak diproses karena tau akhwatnya tidak cantik. Ada lagi ikhwan yang demi menuruti permintaan ortunya yang pengin menantu cantik sampai tega menolak akhwat yang sholih. Astaghfirulloh....apakah memang seperti itu? atau itu hanya kasuistik saja. Itu tadi cerita yang gagal proses hanya karena si akhwat tidak cantik. Ada juga yang proses begitu lancar dan si ikhwan begitu mantapnya karena sudah tau kalo si akhwat cantik, baik dengan pernah sekilas melihat karena mungkin pernah berinteraksi dalam sebuah organisasi/kepanitiaan, atau melihat melalui facebooknya atau lewat mana aku gak tau.

Cerita-cerita itu bukan cerita fiktif, itu real terjadi di dunia ikhwan akhwat. Pernah seorang ustadzah bertutur kepadaku saat aku silaturahim ke rumahnya, "sedih rasanya ketika kita berusaha mengkondisikan dan menyiapkan akhwat dengan banyak hal sebelum proses nikahnya, tapi di satu sisi tidak begitu pada ikhwan", begitu tuturnya. Beliaupun bercerita, ketika ada ikhwan yang mau menikah, ikhwan tadi menemui suaminya untuk meminta nasihat [KPN=kuliah pra nikah] singkat sebelum menikah, suaminya yang tahu bagaimana si ikhwan tadi langsung membuka KPN itu dengan sebuah pertanyaan "kenapa antum mau menikah dengan akhwat itu? apa karena dia cantik?". Kenapa pertanyaan itu muncul dari seorang ustadz? Itu karena beliau sering menjumpai kasus ikhwan menolak akhwat hanya karena si akhwat tidak cantik. Sedihnya aku mendengar cerita ini.


Aku cuma bisa bilang pada ustadzahku, "ternyata ikhwan juga manusia ya mba...". Di sini aku hanya berbagi dan bukan sama sekali bermaksud menjatuhkan sosok ikhwan. Mari sama-sama kita ambil ibroh dari kisah-kisah tadi. Yang sering aku dengar dari lisan-lisan mereka yang telah malang melintang di dunia ikhwan akhwat bahwa "dalam pernikahan ada proses penyibakan seperti apa sebenarnya diri kita dan orang seperti yang sebenarnya kita inginkan". Ketika ingin mendapat yang cantik/tampan, maka dia akan mendapatkannya. Ketika ingin mendapat yang kaya, maka dia akan mendapatkannya. Ketika ingin mendapat yang dari keluarga terpandang, maka akan mendapatkannya. Walaupun mungkin kriteria cantik/tampan itu tidak tercantum dalam biodata. Tapi ingatlah ada yang lebih utama dari semua itu, yaitu yang faham agama.

Ada sebuah hadits yang sabtu kemarin aku dengar dari ustadzahku dan baru saja aku baca dari buku yang aku beli beberapa hari yang lalu. "Janganlah kalian menikahi wanita karena kecantikannya, karena kecantikannya bisa jadi akan menyengsarakan mereka. Dan janganlah kalian menikahi wanita karena hartanya, karena harta bisa jadi akan membuat mereka sombong. Seorang budak perempuan yang hitam dan tuli tapi memiliki agama, itu lebih baik di sisi Alloh dan lebih utama". Hal paling cantik dari seorang akhwat tidak terlihat dari parasnya tapi dari muncul dari agamanya dan rasa malunya. Begitupun akhwat ketika mencari pendamping hidup, hal paling tampan dari seorang ikhwan tidak terlihat dari wajahnya tapi terlihat dari fahamnya dia akan islam dan dari rasa malunya.

Semoga Alloh memudahkan proses nikah hamba-hambanya yang ikhlas menjalani proses itu karena Alloh. Untuk teman-temanku yang sudah menikah, semoga pernikahan kalian adalah pernikahan yang penuh barokah. Untuk teman-temanku yang sedang dalam proses maupun belum proses, bersabarlah dengan proses tersebut dan tetap berusaha untuk memperbaiki dan membekali diri. Aku sayang kalian karena Alloh. Ishbirii ya akhwatii... (^_*)

2 komentar:

  1. ya, semoga Allah memudahkan urusan hamba-Nya yang benar-benar ingin menikah karena Allah...

    BalasHapus
  2. aamiin...
    adek kelas saya yang dari simo namanya dek yanti mba....anti kenal?

    BalasHapus