Keteladanan dari Rosululloh adalah suatu perkara yang paling mulia dan merupakan sumber kemuliaan. Tidak semua orang mampu mendapatkan perkara yang mulia tersebut. Dalam Q.S. Mumtahanah : 6 disebutkan bahwa kemuliaan dan keteladanan tersebut dimiliki oleh nabi Ibrahim dan umatnya, "Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) Hari Kemudian. Dan barangsiapa yang berpaling, maka sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha kaya lagi Maha Terpuji."
Apa saja kemuliaan dan keutamaan yang harus kita teladani dari mereka? Kemuliaan dan keutaman tersebut adalah:
- Kemurnian tauhid
- Wala' yang benar terhadap tauhid dan ahlu tauhid
- Baro yang benar terhadap kesyirikan dan ahlu syirik
Dalam Q.S. Al-Ankabut : 21, keteladanan yang baik, selain dimiliki oleh nabi Ibrahim, juga dimiliki oleh manusia paling mulia yaitu Rosululloh, "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah."
Kemuliaan dan keutamaan dalam keteladanan dakwah dan perjuangan nabi Ibrahim dan nabi Muhammad hanya mampu dilihat oleh orang-orang yang memiliki cita-cita yang tinggi. Seseorang yang dalam hidupnya hanya memikirkan urusan dunia (makan, senang-senang dan angan-angan) tak akan mampu melihat kemuliaan dan keutamaan tersebut. Ya, hanya orang-orang yang bercita-cita tinggi saja yang mampu melihatnya dan meneladaninya. Lalu, apa cita-cita tinggi yang dimiliki mereka, umat yang meneladani nabi Ibrahim dan nabi Muhammad? Cita-cita tersebut adalah agar didekatkan dengan jannah-Nya dan dijauhkan dari naar-Nya.
Nah, sekarang mari kita tengok, bagaimana dakwah dan perjuangan yang dulu dilakukan oleh para nabi dan rosul. Mari kita simak Q.S. Asy-Syuro : 13
"Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya). "
Dalam ayat tersebut terdapat kalimat "aqiimuddiin" atau tegakkanlah agama. Itulah yang diperjuangkan oleh para nabi dan rosul pada masanya, yaitu iqomatuddin. Begitupun hari ini, apapun yang kita lakukan, mari kita niatkan dalam rangka iqomatuddin, menegakkan kalimat Alloh. Lalu, apa saja yang harus kita tegakkan? Mari sama-sama kita simak, apa saja yang mesti kita perhatikan dalam iqomatuddin:
- Melaksanakan din, melaksanakan din memiliki pengertian menegakkan syariat Alloh dan mengajak manusia untuk berpegang teguh pada syariat.
- Menjaga din, menjaga din dapat dilakukan dengan cara berdakwah (baik lisan maupun tulisan), dengan cara berjihad, dengan melindungi negrinya dan menciptakan rasa aman.
- Bersikap tegas kepada thoghut. Pembahasan tentang thoghut akan butuh penjelasan yang panjang dan tidak aku jelasin di sini. Tapi intinya, istilah thoghut adalah istilah yang ada di dalam Al-Qur'an, bukan istilah baru yang dibuat oleh seseorang atau kelompok tertentu. Istilah thoghut bukan tuduhan manusia terhadap manusia. Untuk menyebut sesuatu itu adalah thoghut, maka yang menjadi parameter adalah Al-Qur'an. Sudahkah sesuatu tersebut memenuhi kriteria apa yang ada di dalam Al-Qur'an untuk dikatakan sebagai thoghut.
- Menyusun kekuatan untuk melaksanakan tugas-tugas yang berat. Yang dimaksud dalam poin ini adalah menahan serangan yang dilakukan oleh orang-orang kafir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar