Sabtu, 26 Mei 2012

Bolsters to Cry on

guling lecek-ku
Di sebuah majalah edisi bulan lalu ada artikel yang judulnya A Shoulder to Cry on. Artikel tersebut singkat tapi isinya mantap. Tentang kekuatan ukhuwah seorang muslim dengan muslim lain yang berbalut ikatan al wala' dalam sebuah kesamaan ideologi yang dianggap ancaman oleh Sidney Jones dkk tapi justru kurang disadari oleh kaum muslimin bahwa itu sebuah kekuatan yang sangat ditakuti musuh-musuh Islam. Kalo pengen cerita lengkapnya sila baca majalah An-najah edisi April kalo gak salah.

Trus nyambungnya dimana sama postingan ini? He...aku terinspirasi sama judulnya saja kok. A Shoulder to Cry on aku ubah jadi Bolsters to Cry on. Sebagai wanita gak usah malu mengakui kalo dia makhluk yang cengeng. Walopun di depan orang tampak tegar dan kuat, tapi kala sendiri dia mudah meneteskan airmata. Saat kondisi lagi sensi, ada masalah dan sebenernya dia butuh teman sekedar untuk mendengarkan curhatnya tapi tak ada teman di sisinya. Curhat ke teman bisa tetep jalan via telpon atau malah berpuitis ria via sms, tapi saat harus meneteskan airmata no shoulder to cry on. Trus gimana donk? Tak ada rotan akarpun jadi, there's no shulder to cry on but there's bolsters to cry on. Thank's my friends and my bolsters too...you always be with me when i need you.

Published with Blogger-droid v2.0.1

Jumat, 25 Mei 2012

Museum Kacamataku

Tadi seharian beres-beres rumah lama yang mau dipake buat kos-kosan adek-adek. Nah tadi pas beres-beres nemu salah satu benda bersejarah dalam hidupku yang udah aku museumkan, kecuali satu yang selalu aku pakai. Benda itu adalah kacamata-kacamatku yang aku pakai sejak aku kelas 1 SMP. Itu tahun berapa yach? Bentar aku ingat-ingat dulu...Kayaknya tahun 1998 dech. Berarti aku pakai kacamata udah sekitar 14 tahun. Hingga saat ini ada 6 kacamata yang aku miliki, berarti rata-rata aku ganti kacamata tiap 2 tahun 4 bulan. Kacamata-kacamata ini sangat berarti bagiku...Pernah dulu waktu kelas 2 SMA ke sekolah gak pake kacamata, walaupun udah duduk di bangku paling depan tetep aja gak bisa liat tulisan di papan tulis, kebetulan juga temen sebangkuku gak berangkat sekolah. Walhasil, seharian gak ada pelajaran yang aku catat. Sebenernya pengen rasanya lepas dari benda ini, tapi aku orangnya gak telaten untuk terapi. Pernah terapi pake OTEM, belum abis satu botol udah mandeg. Yach moga ke depan lebih bisa jaga kesehatan mata biar minus nya gak nambah-nambah terus. Oh ya...makasih buat papahku yang selalu nemenin [mbeliin lebih tepatnya] n milihin kacamata yang cocok buatku tiap kali ganti frame.
koleksi kacamata sejak 1998-2012

my glasses

Rabu, 23 Mei 2012

Obrolan SMS dengan Seorang Adek

Aku : Din ini hanya akan dipikul oleh org2 yg bertekad baja.jalan ini tdk bth org2 yg malas dan bersantai2.yg dbthkan adl org2 yg siap berkorbn,siap diatur,siap mengatr,siap bekerjsm. Ujian didepan mata..siapkah dg setiap konskuensi yg mesti qt pegang?Mau maju/berhenti/mundur??? Teman...fahamkan diri, kuatkan fisik, siapkan mental...krn jalan ini masih begitu panjang.sanggupkah kita menapakinya?tergantg sberapa bsar qt bersungguh2 ya ukhti...

Adekku : Panjang y mb?..

Aku : Kata yg sudah melaluinya begitu. Aq pun baru menapak satu dua langkah,tp aq ingin melangkah lg walopun satu langkahpun sulit,mau ikt g?

Adekku : Ikt .. Tp bntuin y mb, dgandeng..yen ndlenger d elingke..hehehe

Aku : Yen aq wis nggandeng,koe cekelane sing kenceng,mbok ucul nek ora kenceng...yen aq  ngelingke,dirungokne...lan ojo nesu yo cah ayu...

Adekku : InsyaAlloh mb,.hehe..Aq sdih t kdg krn aq blm bs brbwt bnyk..kdg bingung jg meh pie..

Aku : Lakukan yg bs km lakukan..ada kesulitan bagilah dg yg lain. Kamu pny teman dan sodara yg bs membntumu dan menguatkanmu..

Adekku sayang, aku yakin kamu bisa. Doaku, semoga dirimu tetep semangat dan istiqomah, dan kelak menjadi qoidah sholabah. Aku tunggu peranmu untuk menjayakan Islam. Bukan Islam yang butuh kamu, tapi kamulah yang butuh Islam. Aku jadi inget diriku beberapa tahun yang lalu ketika diberi secarik kertas oleh mbakku dan masih kusimpan hingga sekarang. Setiap aku malas dan aku baca tulisan di kertas itu, rasa malasku akan hilang.

Published with Blogger-droid v2.0.1

Senin, 21 Mei 2012

Keluarga Jangan Menjadi Penghalang

Pernikahan itu bukan hanya menyatukan dua manusia tetapi dua keluarga. Itu yang sering kita dengar dan itu tidaklah salah. Karena itu bukan sesuatu yang salah sehingga aku beberapa kali mendengar kasus gagalnya proses pernikahan karena ketidakcocokan di antara dua keluarga, bukan karena ketidakcocokan kedua manusia yang akan menikah tersebut. Ada yang karena background keluarga yang berbeda, ada yang karena orang tua si laki-laki gak sreg karena si calon mantu kurang cantik, ada yang karena orang tua si perempuan kurang sreg karena si calon mantu penghasilannya dianggap belum layak untuk menghidupi anak perempuannya nanti, dan masih banyak lagi alasan lain yang menjadikan keluarga sebagai penghalang sebuah pernikahan.

Untuk orang umum, alasan seperti itu mungkin wajar. Karena mereka belum punya visi misi yang jelas dalam keluarga mereka kelak, jadi ketika ada sedikit penghalang dari keluarga ya sudah proses menuju pernikahan berhenti begitu saja tanpa ada usaha untuk menjadikan penghalang itu menjadi bukan penghalang. Tetapi ada juga mereka yang berjuang agar faktor keluarga tidak menjadi penghalang dalam pernikahan mereka. Ketika orang umum bisa melakukan hal demikian, ikhwan akhwat yang menjumpai faktor keluarga menjadi kendala dalam proses pernikahannya, seharusnya bisa melakukan hal yang lebih dari mereka yang orang umum. Mengapa seharusnya demikian? Ya karena dalam pernikahan seorang ikhwan dan akhwat, mereka memiliki visi misi ke depan dalam rumah tangganya ingin membentuk keluarga ideologis, keluarga yang ingin tetap eksis dalam dakwah dan iqomatuddin sehingga tidak seharusnya sesuatu yang tidak prinsip yang muncul saat proses pernikahannya termasuk ketidakcocokan antar keluarga menjadi penghalang proses pernikahannya. Seorang ikhwan maupun akhwat perlu banyak bertanya dan belajar dari yang lain yang lebih berpengalaman dalam urusan ini. Itulah perlunya kita dekat dengan seorang mbak, kakak atau ummahat karena dari mereka kita bisa dapat banyak pengalaman hidup termasuk dalam hal proses pernikahan maupun rumah tangga.

Beberapa hal yang bisa aku ambil dari obrolan-obrolanku dengan beberapa orang yang aku dekat dengan mereka, ternyata melobi orang tua itu perlu strategi yang cantik. Sehingga hal-hal yang tidak prinsip tidak sampai menjadikannya gagal dalam proses pernikahannya. Ikhwan dan akhwat jangan terlalu lugu menceritakan semua hal tentang calon pendamping hidupnya maupun keluarganya pada orang tua. Bukan membohongi, tetapi ceritakan yang perlu diceritakan [kok kayak uya kuya, he..], yang sekiranya ketika diceritakan justru menjadi penghalang prosesnya lebih baik tidak diceritakan. Misalnya begini, ketika tahu ibu si ikhwan itu punya idealisme calon mantunya nanti kudu putih, cantik, kutilang [kurus tinggi langsing], namun si akhwat tidak 100% seperti yang diinginkan ibunya seharusnya si ikhwan dengan gaya diplomasinya cukup menceritakan kelebihan si akhwat yang menjadikan ibunya menerima dan gak perlu kekurangannya disampaikan secara detail. Misalnya lagi begini, ketika ortu si akhwat punya standart minimal penghasilan untuk calon mantunya, namun penghasilan si ikhwan masih jauh di bawah standart ortu, gak perlu si akhwat berterus terang pada ortunya berapa gaji calon suaminya, katakan saja insyaAlloh penghasilannya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pastinya dengan sebuah keyakinan bahwa Alloh itu Ar-Rozaq dan Alloh akan memudahkan rizki hambanya yang memiliki niat baik untuk berumah tangga, tapi tetep...ikhtiar juga kudu maksimal donk. Ada lagi cerita yang aku dapat dari seorang teman tentang proses seorang ikhwan dan akhwat yang background keluarganya bertolak belakang. Keluarga si ikhwan muhammadiyah banget dan keluarga si akhwat NU banget, tapi proses pernikahan berjalan dengan baik. Si akhwat gak perlu menceritakan kemuhammadiyahan keluarga si ikhwan pada ortunya dan si ikhwan gak perlu menceritakan keNUan keluarga si akhwat pada ortunya. Cukup saja katakan keluarga si ikhwan atau si akhwat adalah keluarga muslim. Bukan bohong kan? Tapi katakan saja yang perlu demi kemaslahatan.

Sebenernya itu masalah teknis saja, tetapi kadang hal seperti ini tidak begitu diperhatikan ikhwan maupun akhwat saat mereka sedang proses. Seharusnya jauh sebelum proses ikhwan dan akhwat sudah test case dulu dengan orang tua masing-masing, seperti apa mantu yang ortu mereka inginkan. Jadi, ketika sudah ada calon yang hendak dikenalkan dengan orang tua, mereka tahu mana yang perlu diceritakan dan mana yang tidak perlu. Sekali lagi, bukan membohongi ortu atau keluarga tapi hal ini untuk kemaslahatan ke depan, karena di balik pernikahan seorang ikhwan dan akhwat gak hanya sekedar menyatukan dua manusia atau dua keluarga tapi ada proyek dan amanah dakwah yang jauh lebih penting dan jangan sampai urusan teknis lobi orang tua yang kurang cantik menjadi penghalang berjalannya amanah dan proyek dakwah ke depan. Dan yang paling penting adalah selalu berdoa dan minta sama Alloh untuk diberikan yang terbaik...Ya Robb, i do hope the best from You.

Minggu, 20 Mei 2012

Edisi Jalan-jalan

Sebulan kemaren aku lagi suka jalan-jalan. Sebenernya bukan planning yang aku bikin sendiri. Tapi berhubung diajakin dan kebeneran lagi pengen refreshing, ya sudahlah hayuk ajah. Pertama, tanggal 28 April 2012, diajakin temen yang ngehandle acara FAAI untuk ngadain acara buat anak-anak kelas 6 SD yang mau UN. Kita puas-puasin metik n makan jambu biji di Kebon Jambu. Tapi aku cuma metik 1, itu juga gak abis. Kedua, tanggal 29 April 2012, diajakin mamah piknik ma temen-temennya ke Tegal. Tujuannya adalah ke pemandian air panas Guci dan Pantai Alam Indah. Berangkatnya mampir ke Waduk Penjalin buat makan sarapan pagi di sana. Ketiga, tanggal 5 Mei 2012 diajakin temen yang ada acara outdoor sama murid-muridnya ke Baturaden. Kayaknya aku terakhir ke Baturaden 10 tahun yang lalu, jadi waktu diajakin ke sana langsung aku jawab hayuk ajah. Yang paling asik di Baturaden itu waktu jalan ke Pancuran Tujuh. Ini momen-momen yang sempet aku jepret

bareng anak FAAI di Kebon Jambu, Sumbang
waduk penjalin, pateguran bumiayu
perahu di waduk penjalin
numpang motret di toko sovenir di Guci, Tegal
hari ahad pemandian air panas Guci ruame bangget
pantai alam indah tegal
pantai alam indah
pintu gerbang lokawisata Baturaden
ini bukan SUKHOI ^_^
perjalanan menuju pancuran tujuh, asik asik

Sabtu, 19 Mei 2012

Sebait Semangat Penutup Malam

Sebait semangat kukirim untuk yang aku cintai...

Din ini hanya akan dipikul oleh org2 yg bertekad baja.jalan ini tdk bth org2 yg malas dan bersantai2.yg dbthkan adl org2 yg siap berkorbn,siap diatur,siap mengatr,siap bekerjsm.

Ujian didepan mata..siapkah dg setiap konskuensi yg mesti qt pegang?

Mau maju/berhenti/mundur???

Jalan ini msh begitu panjang..sanggupkah kita menapakinya?tergantg sberapa bsar qt bersungguh2 ya ukhti...luph u all :-)


Published with Blogger-droid v2.0.1

Jumat, 18 Mei 2012

Chicken Spagheti

bahan untuk bikin spagheti
bahan yang sudah diracik

ini saosnya
chicken spagheti yummy...
special buat 2 orang kawanku
Posting kali ini aku cuma mau bagi resep spagheti. Makanan yang katanya dari Itali ini, aku bikin versi Banyumas, he... Gak perlu browsing resep di internet. Berbekal bumbu standart yang biasa dipakai untuk masak mie, dtambah saos sambal dan saos tomat serta suwiran ayam, jadilah chicken spagheti. Gak lupa aku siapakan 2 porsi yang aku sajikan dalam kotak makan untuk 2 temanku yang mau nyicip. Yang mau nyoba resepnya, monggo dicoba.

Bahan: 1 bungkus spagheti, saus sambal, saos tomat, bawang merah, bawang bombay, bawang putih, tomat, garam, gula, lada bubuk, minyak goreng, keju.

Cara memasak: masak air untuk merebus spagheti, masukkan spaghetinya, jangan lupa tambahkan minyak goreng dan garam. Tunggu sekitar 10-15 menit sampai lunak lalu tiriskan. Siapkan penggorengan dan bahan-bahan. Panaskan minyak goreng. Masukkan irisan bawang bombay, bawang putih, bawang merah, tomat dan suwiran ayam. Tambahkan garam, lada, gula, garam, saos tomat dan saus sambal. Masukkan spagheti dan aduk rata. Angkat setelah rata dan matang. Beri parutan keju dan siap dihidangkan. 1 bungkus spagheti bisa untuk 4 porsi. Yang mau pesen silakan hubungi gtalk or ym ku, he...harga bersahabat kok.

Published with Blogger-droid v2.0.1

Selasa, 15 Mei 2012

Konsekuensi IHJ for Akhwat


Setiap harokah Islam punya ghoyah yang sama dalam perjuangannya yaitu ridlo Alloh dengan memurnikan keikhlasan dan mengikuti petunjuk Rosululloh. Begitupun dalam hal hadaf, sasarannya adalah mengembalikan peribadatan manusia hanya kepada Alloh dan menegakkan khilafah. Namun dalam hal thoriq, beberapa menempuh jalan yang berbeda. Ketika kita saat ini ingin turut mengambil peran dalam menjayakan Islam kembali, maka tengoklah bagaimana dulu Rosululloh sukses menjayakan Islam. Jalan yang Rosul tempuh adalah jalan Iman, Hijroh dan Jihad. Suksesnya kita untuk meraih kejayaan Islam, tidak akan mungkin kita peroleh tanpa menempuh jalan yang pernah Rosol tempuh. So, follow Rosul's way.

Ketika kita membaca siroh Nabawi dan siroh Sahabat, kita akan tahu bagaimana beratnya Rosul dan Sahabat menanggung konsekuensi prinsip I-H-J tersebut. Bagaimana karena keimanannya Rosululloh, keluarga Yasir, Sumayyah, Bilal, Khubaib bersabar dengan siksaan orang-orang qurays yang menginginkan beliau-beliau melepas keislamanya. Bagaimana para Sahabat Muhajirin berhijrah dari Mekah ke Madinah dengan meninggalkan rumahnya, ladangnya, harta bendanya, sanak keluarganya dan semua yg berharga dalam hidupnya. Yang mereka bawa hanyalah sebongkah keimanan yang tersimpan rapat dalam dadanya serta perasaan cinta yang begitu dalam pada Alloh dan Rosulnya. Pengorbanan mereka dalam hal jihad tidak dapat diragukan lagi. Syahid adalah cita-cita tertinggi mereka. 70 kali lebih Rosul berada dalam kancah jihad bersama para Sahabat. Hingga Islam mencapai puncak kejayaan dan menguasai sepertiga dunia.

Nah sekarang ketika sudah menengok bagaimana konsekuensi yang harus Rosululloh dan Sahabat terima pada masanya dengan prinsip IHJnya. Pertanyaan muncul, sebagai akhwat yang hidup pada masa sekarang dan meyakini prinsip IHJ sebagai jalan yg mesti dtempuh untuk menjayakan Islam, apa konsekuensi yang akan akhwat jalani?

Seiring dengan kefahaman seorang akhwat, dia akan lebih dewasa memandang kehidupan. Apalagi kehidupannya kini disinari cahaya Islam. Keimanannya pada Alloh akan semakin meneguhkan dia dengan prinsipnya, meskipun akan terjadi benturan dengan orang-orang di sekitarnya. Dengan imannya dia yakin akan pertolongan Alloh atas konsekuensi yang dia tanggung. Salah satunya dia tidak akan goyah dengan pakaian syar'i nya. Dia fahami bahwa pasti dengan pakaianya, dia tak seperti perempuan pada umumnya yang bebas bergaul dan berkarir. Tapi dengan keimanannya bahwa Alloh itu Ar Razaq maka dia yakin sepenuh hati ketika dia tetep berikhtiar pasti rizki yang sudah menjadi haknya gak akan jatuh kepada yang lain meski pakaian syar'i nya menghalangi dia untuk berkarir. Banyak hal yang bisa dia lakukan untuk menggapai rizki Alloh tanpa mengorbankan pakaiannya.

Hijrohnya seorang akhwat adalah berusaha meninggalkan kebiasaan-kebiasaan jahiliyah dan mengubahnya menjadi kebiasaan-kebiasaan baik. Begitu juga perbaikan dalam hal akhlak, ibadah, muamalah, pokoknya berusaha selalu memperbaiki diri. Selain itu dia juga mesti berhijroh mencari bi'ah yang sholihah. Kalo dulunya tinggal di kos umum, maka sekarang carilah kos akhwat. Ya walaupun aku bukan produk dari kosan akhwat [karena aku orang rumahan] tapi aku bisa merasakan efek dari proses perbaikan yang akhwat-akhwat alami di kosan, karena tempat singgahku di siang hari adalah kos-kos akhwat yang teman-temanku huni. Ketika akhwat masih kuliah, gak masalah dia untuk terus berada di kosan akhwat karena kiriman bulanan dari orang tua masih rutin mengalir. Bagaimana setelah lulus? Orang tua pasti menuntut pulang. Mereka minta si akhwat untuk langsung cari pekerjaan yang "layak" dan sesuai bidangnya. Kembali akhwat dihadapkan pada pilihan-pilihan sebagai konsekuensi dari prinsip yang dia pegang. Keputusan untuk tetap berada di kosan akhwat adalah pilihan yang paling tepat meski dia harus bersitegang dengan orang tua. Dia faham ketika dia pulang, lingkungan tidak mendukung dia untuk istiqomah. Ketika dia bekerja seperti tuntutan orang tua, lingkungan kerjanya tidak akan membuatnya konsisten dengan prinsipnya. Akhwat harus memutar otak, bagaimana dia bisa mandiri tanpa meminta uang bulanan pada orang tua, bahkan kalau bisa dia kirim ke rumah beberapa rupiah sekedar meyakinkan bahwa dia sudah berpenghasilan. Sementara dia berusaha dengan aktivitas mencari maisyah, salah satu alasan dia tetap bertahan di kos akhwat adalah masih adanya amanah dakwah. Adek-adek kosan masih butuh dia di sisinya untuk membimbing. Masih banyak PR [Pekerjaan Rumah] dalam pembinaan akhwat yang belum diselesaikan. Bismillah...dengan keyakinan tetap bertahan berada pada bi'ah sholihah akan membuatnya istiqomah, pasti Alloh memudahkan. Selain itu akhwat juga kudu siap jika sewaktu-waktu pindah tugas dan mempersiapkan diri juga kalo nantinya dapet jodoh yang akan membawanya ke luar daerah, luar propinsi, luar pulau atau luar negeri. Gak banyak akhwat yang siap diajak kemanapun nanti suami ditugaskan. Kalopun akhwat siap, ternyata mengkondisikan ortu tidaklah mudah. So, prepare it from now.

Cita-cita untuk berjihad bukan hanya milik para rijal. Akhwatpun harus bercita-cita menjadi seorang mujahidah yang siap mengorbankan hidupnya untuk Islam. Terus gimana jihadnya seorang akhwat pada kondisi saat ini? Ilmui, pahami dan yakini konsep jihad yang benar. Pahamkan diri, kuatkan fisik dan siapkan mental. Kemudian sebagai bentuk realisasi dari jihad tersebut, akhwat berusaha semaksimal mungkin berkiprah dalam dunia dakwah dan iqomatuddin dengan mengorbankan tenaga, waktu, pikiran dan hartanya. Milikilah ghiroh dalam dakwah dan iqomatuddin sepertinya ghirohnya para mujahid dalam berjihad. Jangan bermalas-malasan dan amanahlah dengan tugas-tugasnya. Peliharalah ghiroh jihad dalam dada dan milikilah cita-cita untuk menjadi istri seorang mujahid dan menjadi pencetak generasi mujahid. Suatu ketika jika ada yang bertanya "siapkah jika ditinggal suami berjihad?", jawablah dengan yakin "InsyaAlloh SIAP". Konsekuensi seorang akan prinsip IHJ saat ini tak seberapa dari konsekuensi yang harus ditanggung Rosul dan Sahabat pada masa mereka. Maka istiqomahlah, pegang teguhlah dan saling menguatkan satu dengan yang lain.

Tulisan ini aku tulis terutama untuk mengingatkan diriku sendiri. Ya Robb, teguhkanlah kami selalu di jalan ini. Jadikan kami generasi Robbani yang senantiasa memiliki cita-cita syahid di jalan-Mu. Aamiin...

Published with Blogger-droid v2.0.1

Sabtu, 12 Mei 2012

Menyambut Pagi dengan Menyapa Mereka

Pagi ini dingin yang aku rasa. Mukena masih kupakai sejak sholat subuh tadipun tidak mengurangi rasa dingin ini. Kondisi seperti ini mendukungku untuk tidak segera beranjak dari tempat tidur untuk memulai aktivitas rutin harian di rumah (nyapu, nyuci, beres2 rumah, de el el, he..).

Setelah tilawah beberapa ayat, membuka inbox dan membalas beberapa sms, aku nyalakan minilyric player di handphone ku, dan entah kenapa aku pengen banget dengerin sebuah nasyid yang aku lupa siapa yang membawakan dan apa judulnya. Aku buka satu-satu file nasyidku dan akhirnya kutemukan. Ternyata judulnya Sahabat Perjuangan, yang membawakan adalah Tazakka (siapa ya Tazakka, aku gak tau siapa mereka, cuma punya file-file nasyid mereka aja).

Aku play nasyid itu dan aq seacrh liriknya. Setelah aku baca liriknya, aku sekarang tau alasan kenapa aku pengen denger nasyid itu. Itu karena aku rindu kawan-kawanku. Padahal ada yang semalem baru aja aku temui dan ada yang semalem kita sms-an.

Salah satu kebiasaan kami adalah menuliskan perasaan hati dengan untaian kata indah dan membagikanya lewat sms. Itu kebiasaan kami, yang gak jarang saat sms-sms mereka aku baca, butiran bening menetes di pipiku. Begitupun smsku yang terkadang bikin mereka juga meneteskan air mata. Oh indahnya..dimana lagi coba kutemukan ukhuwah yang sebegini indah..

Kucopy bait pertama dari nasyid ini dan kukirim pada kawan2ku untuk menyapa mereka pagi ini dengan teriring doa semoga hari ini indah untuk kalian. Dan makasih kawan atas sms-sms balasan kalian.

Ini aku tuliskan lirik nasyid Sahabat Perjuangan.

Pertemuan kita kali ini

Bukan sekedar kawan lama tak jumpa

Tapi kita bertemu ada satu makna

Kita punya satu perjuangan

Andai ada kasih antara kita

Kita kembalikan kepada Yang Esa

Agar ia suci tulus dan ikhlas

semoga Alloh memberkati

Sambutlah tangan sahabat saudaramu

Pimpinlah ia melangkah bersama

Satukan hati kita teguhkan ia

Berdiri bersama untuk kebenaran

Reff:

Perjuangan itu artinya berkorban

Berkorban itu artinya terkorban

Janganlah gentar untuk berjuang

Demi agama dan bangsa

Inilah jalan kita

Published with Blogger-droid v2.0.1

Jumat, 11 Mei 2012

Memunculkan Khusnudzon pada Alloh

Apapun yang terjadi dalam kehidupan ini, semua adalah kehendak Alloh. Sesuatu yang terjadi pada diri kita, terkadang itu sesuai keinginan diri, namun kadang juga tidak. Ketika yang terjadi adalah sesuai keinginan diri, kita pasti gak ada masalah dan yakin 100% bahwa itu yang terbaik yang Alloh tetapkan bagi kita. Namun, ketika yang terjadi gak sesuai keinginan diri bahkan bertolak belakang, maka sikap khusnudzon kita pada Alloh sesaat hilang. Gak mudah memunculkan sikap khusnodzon pada kondisi seperti itu. Butuh waktu dan proses untuk memunculkannya dan meyakininya bahwa apa yang terjadi pada diri ini adalah yang terbaik menurut Alloh. Ya Robb, munculkan selalu dalam hati kami sikap khusnudzon pada-Mu. Ketika ikhtiar sudah kita lakukan maksimal, doa tulus agar diberi yang terbaik selalu kita lantunkan, maka tidak ada yang lain yang bisa kita lakukan selain memasrahkan semua padaMu ya Robb...I do hope the best from You, Robbi...

Published with Blogger-droid v2.0.1

Kamis, 10 Mei 2012

Refreshing Sebelum UN Bareng Anak-anak FAAI

Sepekan yang lalu sebelum pelaksanaan Ujian Nasional untuk Sekolah Dasar, aku bareng beberapa temanku mengajak anak-anak yg tergabung dalam Forum Aktualisasi Anak Islam untuk refreshing di sela-sela kesibukan mereka belajar untuk persiapan UN.

Acara ini bertempat di Kebon Jambu milik perseorangan, yang lahannya lumayan luas dan memang dibuka untuk masyarakat yang ingin menikmati buah jambu biji yang diambil sendiri dari pohon. Alamatnya Sumbang, kalau dari arah Purwokerto ambil jalan yang menuju Purbalingga tapi yang lewat Tambak Sogra. Tempatnya di kanan jalan setelah warung Tahu Sumedang. Tarifnya lumayan murah. Hanya dengan Rp. 2.500,- per orang kita bisa makan jambu sepuasnya di lokasi. Kalo mau dibawa pulang, kudu bayar lagi per kilonya Rp. 6.000,-.

Selain ngajak anak-anak buat ngefresh dengan metik buah jambu n makan sepuasnya di sana, acara ini juga berisi satu materi motivasi yang disampaikan ustadz yang inti materinya membuat anak supaya lebih siap menghadapi UN plus diberi tips n triks dalam mengerjakan soal.

Adek-adekku, alhamdulillah hari ini UN hari terakhir. Mudah-mudahan kalian lulus dengan nilai baik. Jadi anak pintar yang sholeh dan sholehah ya..semoga kelak menjadi mujahid dan mujahidah. Amah sayang kalian semua...

Published with Blogger-droid v2.0.1