Rabu, 15 Agustus 2012

Akhi...Ukhti...Apa kabar hatimu?

Hati...adalah organ ajaib yang mudah berbolak balik. Hingga Rosul pun mengajarkan pada kita sebuah doa agar Alloh meneguhkan hati kita pada dinNya, "yaa muqollibal quluub tsabbit qolbi 'alaa diinika".

Penyakit yang mengakibatkan hati kita sakit bisa menyerang siapa saja, termasuk laki-laki dan perempuan yang mendapat predikat aktivis dakwah. Salah satu penyebab yang membuat hati para aktivis dakwah sakit adalah virus merah jambu. Yang pelan tapi pasti virus itu menggerogotinya hingga hilang rasa malunya melakukan hal-hal yang dilarang oleh syariat dan dibenci Alloh. Astaghfirullohal'adzim...

Penyakit itu bisa berawal dari sebuah interaksi yang awalnya masing-masing menganggap biasa-biasa saja. Interaksi dalam sebuah organisasi dakwah, dalam kepanitian acara-acara keislaman, dalam program kampus seperti KKN, membuat mereka saling berkomunikasi dan saling mengetahui personal si ikhwan maupun akhwat. Awalnya cuma mengirim sms undangan rapat, sms karena memang darurat karena teknis sebuah acara atau ketemuan karena menyerahkan berkas-berkas atau ketemuan membahas suatu program. Ternyata sms dan pertemuan itu gak berhenti sampai disitu. Syaithan sangat lihai menggoda dua orang yang sedang saling jatuh cinta. Syaithan menghias kemaksiatan dengan keindahan. Mereka ikhwan dan akhwat aktivis dakwah menjadi sasaran empuk si syaithan yang gak pantang menyerah. Ditambah dengan berkembangnya teknologi, peluang kemaksiatan akan terbuka lebih lebar. Ada fb, twitter, YM atau yang lain yang membuat komunikasi semakin intens bahkan bisa saling melihat melalui webcam tanpa ada orang lain yang tau[sesaat mereka lupa ada Alloh dan malaikat yang tak pernah alpa mengawasinya]. Astaghfirulloh...

Syaithan menjadikan si ikhwan dan akhwat itu mengikuti hawa nafsunya, menjalin hubungan yang tidak selayaknya dilakukan aktivis islam militan. Mereka selayaknya berpacaran. Sms atau telepon selalu dinantikan dari ikhwan atau akhwat yang dia sukai. Panggilan akhi dan ukhti tergantikan dengan mas dan dek. Janjian ketemuan gak cuma untuk rapat tapi juga untuk sesuatu yang gak penting, sekedar jalan berdua. Berkhalwat sudah berani dilakukan diam-diam karena takut ketahuan teman-teman ngajinya atau bahkan murobbinya. Syaithan berhasil menggoda mereka dan mereka yang sedang terjerat cinta gak menyadari itu, seperti orang mabuk yang tak sadarkan diri. Teman yang mengingatkan dan memberinya nasihat dianggap angin lalu saja.

Beberapa kali membantu menyelesaikan masalah akhwat yang lagi kena VMJ, mereka akan sulit untuk kembali tersadarkan kalo mereka gak punya azzam yang kuat. Ketika yang terkena virus itu adalah adek yang baru ngaji, aku menganggap itu wajar[wajar disini bukan bentuk pelegalan] karena ilmu mereka yang masih harus terus ditambah. Namun dengan pendampingan yang terus menerus dari mba-mba nya dan motivasi untuk bisa menjadi lebih baik, pelan-pelan dia bisa sembuh dari sakit yang disebabkan virus merah jambu itu. Tapi secara pribadi aku tidak bisa mentolerir ketika itu dialami oleh ikhwan akhwat yang sudah pada tingkatan paham dan militan. Yang hobinya ngisi pengajian, yang sukanya tampil di depan untuk ngasih motivasi agar adek-adeknya menjadi muslim-muslimah militan, yang kalo ngomongin dakwah dan jihad semangatnya luar biasa dan selalu di barisan terdepan. Na'udzubillah...akhi dan ukhti...sadarlah!!! Kalian adalah qudwah bagi adek-adekmu...malulah kalian pada Alloh...sadarlah bahwa itu adalah kemaksiatan yang dibenci oleh Alloh...segeralah perbaiki diri...lawanlah virus itu...nasehat-nasehat dari orang-orang di sekitarmu gak akan ada artinya ketika kalian sendiri tidak punya kekuatan untuk mengakhiri kemaksiatan itu.

Lalu pa solusinya? Menurutku sangat mudah, tapi buat yang sedang terjangkiti virus ini mungkin sangatlah susah. Satu solusinya, tutup semua akses untuk komunikasi. Baik sms, telepon, fb, email, chatting, video call dan yang lain. Ganti nomor handphone mu, hapus semua akun media sosialmu. Tanpa komunikasi aku yakin akan  lebih mudah melupakannya. Memutuskan komunikasi tidak akan bertahan lama kalo gak ada kesungguhan. Jadi, solusi kedua adalah sungguh-sungguhlah untuk bertaubat. Yakini bahwa perbuatannya adalah kemaksiatan yang dibenci Alloh dan sungguh-sungguhlah memperbaiki diri. Solusi ketiga, jangan simpan sendiri masalah ini. Kalo disimpan sendiri, pasti akan membuatmu nyaman karena tidak ada yang tahu dan bahkan kamu menikmati kemaksiatan ini. Beritahu teman dekatmu[pastinya harus teman yang sholih/ah yang bisa mengingatkanmu] tentang masalahmu, sehingga temanmu bisa memantau dan menasihatimu. Solusi terakhir adalah doa. Mintalah pada Alloh agar dihindarkan dari fitnah itu dan agar diberi kesungguhan untuk memperbaiki diri.

Beberapa kasus yang aku lihat, ketika ikhwan dan akhwat ada yang sudah saling jatuh cinta terkadang menikah adalah solusi bagi mereka. Tapi menurutku menikahkan mereka bukan sebuah solusi. Bagaimana pernikahan akan barokah ketika diawali dengan kemaksiatan. Sesuatu di awal akan menentukan bagaimana akhirnya. Pernikahan yang dibangun karena nafsu bagaimana akan sakinah mawaddah warohmah??? Ya walopun ada yang setelah menikah mereka jadi lebih baik. Tapi untuk itu butuh perjuangan yang besar.

Akhi...ukhti...apa kabar hatimu? Ketika hatimu terlanjur sakit karena virus merah jambu, segeralah bertaubat...Ketika hatimu dalam kondisi sehat maka janganlah mendekati hal-hal yang mendekatkanmu pada virus merah jambu itu. Takutlah pada Alloh dan berilah qudwah yang baik bagi adek-adekmu. Bagaimana dakwah ini akan tersampaikan ketika kondisi hati si pembawa risalah dakwah ini kacau balau begini. Semoga Alloh senantiasa menjaga hati kita sehingga terhindar dari fitnah cinta dan kelak kita bisa menikmati indahnya cinta yang halal dalam bingkai keluarga ideologis yang terhindar dari nafsu syaithan, aamiin.

Published with Blogger-droid v2.0.1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar