Minggu, 24 April 2011

Barokalloh...my sister

Baarokalloohulaka wabaaroka 'alaika wajama'a bainakuma fii khoir....
Seuntai doa untuk sahabatku yang sabtu kemarin menggenapkan separuh din. Semoga pernikahannya diberkahi oleh Alloh, kelak menjadi keluarga sakinah mawaddah warohmah, amin.


Entah untuk yang keberapa kali, aku menemani sahabatku menjelang hari pernikahan mereka. Semoga aku bisa mengambil suatu ibroh untuk bekalku nanti dari proses mereka sejak ta'aruf hingga aqod dan walimah atau resepsi pernikahan. Mereka punya cerita yang berbeda-beda. Ada yang prosesnya cepat ada yang lama. Ada yang sebulan jadi ada yang hampir setahun baru jadi. Ada yang pendekatan ke ortu mudah ada yang sulitnya minta ampun. Ada yang ortu bisa dikondisikan untuk walimahnya syar'i ada yang gak bisa dikondisikan, bahkan masih ada yang pake adat-adat kejawen 'n ritual-ritual aneh. Bismillah, semoga aku bisa ambil ibroh dari proses mereka dan Alloh memudahkan prosesku.


Perjalanan ke Banjarnegara untuk nemenin calon pengantin kemarin jumat lumayan seru. Kalo biasanya aku pergi-pergi bareng si pita (bukan nama sebenarnya), karena dia udah nikah 'n lagi ada calon baby di perutnya, kuajak temen yang lain. Kalo biasanya aku jadi pembonceng setia, sekarang aku jadi ridernya (bukan kamen rider lho...hehe). Berangkat ba'da asar dari Purwokerto dan cuaca lumayan mendung. Karena temenku gak mudeng trayek Purwokerto-Banjar, aku harus membuka file-file map di otakku. Beberapa kali aku ke Banjar sama pita lewat Jompo karena memang mempersingkat jarak dan waktu. Dengan ingatan yang seadanya aku lewat Jompo dan walhasil harus beberapa kali nyasar, hehe.... Jadi inget pita kalo lagi nyasar-nyasar gitu, soalnya dia feelingnya gak cihuy kalo urusan gini.


Sabtu, 09 April 2011

Teruntuk Mereka, Istri dan Calon Istri Para Pejuang Islam

Kuawali dari kisah seorang Rabi'ah ar Ra'yi. Tahukah teman siapa Rabi'ah? Beliau adalah salah seorang dari generasi terbaik, yaitu genarasi tabi'in. Beliau adalah ulama yang memiliki kedalaman ilmu, akhlak yang istimewa dan sangat menjunjung tinggi sunnah Rosul. Tahukah kalian, siapa di balik keistimewaan seorang tabi'in ini? Ya, dialah ibundah Rabi'ah, istri dari seorang pejuang Islam, yaitu Farukh.


Saat ibunda Rabi'ah sedang mengandung putra pertamanya, datanglah panggilan jihad bagi Farukh, suami tercintanya. Tanpa ragu, sang suami menyambut panggilan jihad tersebut. Sesaat sebelum berangkat ke medan jihad, sang suami berpesan agar ibunda Rabi'ah bisa menjaga dan mendidik calon putranya kelak agar menjadi seorang ulama.


Hari, pekan, bulan dan tahun pun berlalu tanpa ada kabar bagaimana kondisi sang suami. Telah syahidkah atau masih diberi umur panjang oleh Alloh. Dia selalu mengingat satu pesan sang suami yang dikatakan padanya sesaat sebelum berangkat ke medan jihad. Sungguh ketegaran seorang wanita tampak pada diri ibunda Rabi'ah. Tanpa didampingi seorang suami, dia didik putra semata wayangnya tersebut dengan metode tarbiyah yang luar biasa hingga putranya tumbuh dewasa dan menjadi seorang ulama hebat. Hingga suatu hari sang suami kembali ke rumah dan betapa bahagianya ketika tahu bahwa putranya menjadi seorang ulama.

Minggu, 03 April 2011

Siap untuk Diatur, Mengatur dan Bekerjasama

Terjadi kesalahpahaman antar teman atau sahabat itu biasa terjadi. Dan itu pun biasa terjadi di dunia akhwat. Karakter yang berbeda antara 11 orang akhwat cukup memberi warna dalam perjalanan adek-adekku tercinta ini. Subhanalloh...belum atau kurangnya ketafahuman di antara kalian, aku yakin suatu saat nanti seiring berjalanannya waktu, perlahan pasti akan lebih baik.


Cerita sore tadi semoga bisa sama-sama kita ambil ibrohnya. Entah untuk yang keberapa kali kalian tidak menyepakati apa yang telah kita sepakati bersama. Dari 11 orang hanya 4 orang yang hadir. Diantara 4 yang hadir pun, 2 orang menunggu sejak ba'da ashar, 1 orang datang jam 5 sore, seorang lagi entah jam berapa. Teman-teman yang tidak datang, sebagian kasih kabar dan sebagian tidak. Ada yang sedang membantu persalinan di bidan, ada yang lagi pelantikan di kampusnya, ada yang lagi penelitian, ada yang lagi mudik dan ada yang sedang sakit.


Alhamdulillah walaupun hanya berempat tidak mengurangi niatan kita untuk berkumpul. Untuk melanjutkan pembahasan, kalau cuma berempat yang datang sepertinya sayang. Akhirnya tidak ada pembahasan materi, namun kita saling evaluasi, ngobrol ini itu, berbagi cerita, yang intinya aku ingin kalian bisa saling tafahum, bisa lapang ketika saudarinya tidak pengertian, saling membuka hati agar saudarinya bisa memahaminya.


Satu demi satu mereka bercerita. Ada yang mengaku punya karakter super sensitif. Entah sudah berapa kali dia menangis hanya karena permasalahan kecil dan sering merasa menjadi orang yang paling menderita sedunia. Ada juga yang super perfectionist, terlalu menuntut agar teman-temannya bisa seperfect dia. Di sisi lain ada yang super cuek. Entah apa yang terjadi dengan yang lain, sebodo teuing alias masa bodo amat, dia bilang pokoknya just go with the flow. Ada yang hobinya nyuruh-nyuruh. Ada yang punya masalah dengan orang tuanya di rumah. Ada yang belum bisa kerjasama dalam tim karena perbedaan karakter, dll.