Barang-barang yang paling nampak berantakan di kamarku yaitu buku. Padahal udah ada rak buku lumayan gede yang bisa nampung semua buku, tapi tetep aja berantakan. Emang dasar males bersih2 dan rapih2. Mood untuk merapikan kamar jarang banget muncul. Munculnya cuma kalau mau ada temen yang mabit, hehehe...
Barusan buka2 file picture di laptop, eh nemu gambar rak buku unik. Rak buku ini aslinya ada di rumah Sanggojae. Tau kan rumah Sanggojae? Rumahnya Kae in di serial drama Personal Taste. Desain rak bukunya unik, simple dan colorfull. Kalau mau buat sendiri di rumah untuk mempercantik ruang baca atau kamar sepertinya mudah. Bahan dan alat yang harus disiapkan diantaranya papan, cat kayu warna-warni, kuas, paku, palu. Cara mbuatnya terserah kalian aja, sesuai kreatifitas dan imajinasi kalian. Selain untuk tempat buku, rak ini juga bisa untuk tempat CD, kaset atau pernak-pernak yang lain. Yang mau coba, silakan coba...Kalau gak mau ribet bikin sendiri, minta tolong aja sama tukang kayu di sekitar rumah kalian. Met mempercantik ruang baca kalian dengan rak buku yang desainnya unik ini
Tingginya Kesungguhan Seorang Perempuan yang Sangat Ingin Menggapai Ridlo Rabb-nya
Selasa, 30 November 2010
Jumat, 26 November 2010
Tertarik Juga Belajar Photoshop
Siapa sich yang gak kenal sama yang namanya photoshop (bukan sotosop lho...). Software untuk ngedit gambar dan bikin efek-efek pada gambar sehingga gambarnya jadi lebih menarik dari gambar aslinya. Yang jerawatan jadi mulus wajahnya, yang item jadi putih. Itu salah satu contoh paling simpel dari photoshop yang baru aku coba2 lewat tutorial tapi belum bisa-bisa (payah banget...). Kemaren, berawal dari kepepet disuruh mamah, aku jadi buka program photoshop di laptop. Pagi-pagi disuruh mamah cetak foto. Adanya File foto berwarna tapi kata mamah "ini dicetak hitam putih ya, tar siang kudu jadi".
Orang awam begini ngubah foto warna jadi hitam putih aja gak ngerti. Pertama aku coba edit pake microsoft office picture manager. Hasilnya, kagak bisa. Trus inget masku kayaknya dulu pernah nyimpen software photoshop di laptopku (eh, laptop mamah denk...belum mampu beli laptop sendiri,he...). Ku sms dia dimana dia simpen file itu, untungnya masih ada. Berbekal software portable photoshop masku yang masih tersimpan di laptopku, aku coba utak-utik dan gak bisa-bisa juga (kasian...). Akhirnya kubuka google dan kutulis keyword "edit foto warna menjadi hitam putih". Satu hasil pencarian yang kuanggap paling cocok dengan yang aku maksud langsung aku klik dan aku baca, dan ternyata untuk mengubah foto warna menjadi hitam putih sangat sangat sangalah mudah....haduw....betapa katroknya aku, ternyata cukup klik file --> open, trus pencet shift+ctrl+U secara bersamaan. Gak nyampe 5 detik, taraaaaa......jadi deh. Ini nih hasilnya (ih, gitu aja dibanggain...he...)
Orang awam begini ngubah foto warna jadi hitam putih aja gak ngerti. Pertama aku coba edit pake microsoft office picture manager. Hasilnya, kagak bisa. Trus inget masku kayaknya dulu pernah nyimpen software photoshop di laptopku (eh, laptop mamah denk...belum mampu beli laptop sendiri,he...). Ku sms dia dimana dia simpen file itu, untungnya masih ada. Berbekal software portable photoshop masku yang masih tersimpan di laptopku, aku coba utak-utik dan gak bisa-bisa juga (kasian...). Akhirnya kubuka google dan kutulis keyword "edit foto warna menjadi hitam putih". Satu hasil pencarian yang kuanggap paling cocok dengan yang aku maksud langsung aku klik dan aku baca, dan ternyata untuk mengubah foto warna menjadi hitam putih sangat sangat sangalah mudah....haduw....betapa katroknya aku, ternyata cukup klik file --> open, trus pencet shift+ctrl+U secara bersamaan. Gak nyampe 5 detik, taraaaaa......jadi deh. Ini nih hasilnya (ih, gitu aja dibanggain...he...)
Rabu, 24 November 2010
Iradah yang Lurus
Sebuah ayat dan sebuah perkataan ulama yang bisa kita jadikan sebagai bahan untuk kita bermuhasabah. Di usia kita saat ini yang entah berapa lama lagi Alloh beri sisa waktu untuk kita bernafas di dunia ini, sudahkan kita memiliki tujuan hidup yang jelas? Ketika ada seorang bertanya, "Apa sich tujuan hidupmu?". Apa jawaban yang akan kita lontarkan, teman?
Mari kita renungi surat Al-Isra ayat 19 berikut ini :
"Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik"
Dari firman Alloh di atas, sebagai seorang mukmin marilah kita merenung. Sudahkah kita menjadikan akhirat sebagai tujuan kita? Ketika sudah, sudahkah bersungguh untuk mendapatkannya?
Ketika kita sudah bermujahadah untuk menggapai kehidupan akhirat kita, insyaAlloh ada balasan yang baik yang telah Allah siapkan, yaitu jannah. Ketika saat ini kita merasa belum bersungguh-sungguh, insyaAlloh masih ada kesempatan untuk merevolusi diri. Saat urusan dunia begitu menyibukkan diri kita, ingatlah bahwa akhiratlah yang lebih utama. Sebuah perkataan ulama, yaitu Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah berkata "Hendaklah semangat orang yang beriradah adalah mencari ridha Rabb-nya, persiapannya adalah untuk perjumpaan dengan-Nya, dan kesedihannya adalah karena waktu yang terlewatkan bukan dalam rangka mencari ridha-Nya."
Mari kita renungi surat Al-Isra ayat 19 berikut ini :
"Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik"
Dari firman Alloh di atas, sebagai seorang mukmin marilah kita merenung. Sudahkah kita menjadikan akhirat sebagai tujuan kita? Ketika sudah, sudahkah bersungguh untuk mendapatkannya?
Ketika kita sudah bermujahadah untuk menggapai kehidupan akhirat kita, insyaAlloh ada balasan yang baik yang telah Allah siapkan, yaitu jannah. Ketika saat ini kita merasa belum bersungguh-sungguh, insyaAlloh masih ada kesempatan untuk merevolusi diri. Saat urusan dunia begitu menyibukkan diri kita, ingatlah bahwa akhiratlah yang lebih utama. Sebuah perkataan ulama, yaitu Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah berkata "Hendaklah semangat orang yang beriradah adalah mencari ridha Rabb-nya, persiapannya adalah untuk perjumpaan dengan-Nya, dan kesedihannya adalah karena waktu yang terlewatkan bukan dalam rangka mencari ridha-Nya."
Selasa, 23 November 2010
Hidayah Berawal dari Bi'ah Shalihah
Sebagai makhluk ciptaan Alloh, manusia tidak akan bisa hidup seorang diri. Nabi Adam a.s. saja sebagai manusia perdana yang Alloh ciptakan juga tak bisa hidup sendiri sehingga Alloh ciptakan seorang wanita dari tulang rusuk Adam, yaitu Hawa. Dalam kehidupan saat ini pun kita senantiasa berkomunikasi dan bersosialisasi dengan orang-orang yang ada di sekitar kita. Keluarga, saudara, tetangga, teman di sekolah atau kampus, teman di kantor atau tempat kerja, teman di organisasi masyarakat maupun organisasi dakwah. Orang-orang yang ada di sekitar kita sedikit atau banyak pasti akan berpengaruh terhadap diri kita. Baik pengaruh postif maupun negatif.
Dari Abu Musa al-Asy’ari, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya, perumpamaan teman baik dengan teman buruk, seperti penjual minyak wangi dan pandai besi; adapun penjual minyak, maka kamu kemungkinan dia memberimu hadiah atau engkau membeli darinya atau mendapatkan aromanya; dan adapun pandai besi, maka boleh jadi ia akan membakar pakaianmu atau engkau menemukan bau anyir.” (HR. Bukhari No.2101 dan Muslim No.6653)
Besarnya pengaruh lingkungan (orang-orang di sekitar kita) terhadap pembentukan pribadi seseorang, mengharuskan kita mencari dan terus mencari bi'ah (lingkungan) yang kondusif. Bi'ah shalilah adalah faktor terpenting dalam perjalanan hidupku. Kutemukan itu sejak awal SMA. Subhanallah...indahnya ketika kukenang masa-masa itu. Teman-teman terbaik yang pernah kumiliki. Sedih, senang, menangis, tertawa riang bersama. Kita disatukan dalam sebuah wadah ROHani ISlam SMA N 1 Purwokerto. Satu kata-kata indah yang akan selalu kuingat yang menjadi kutipan favorit kita saat itu "Eratkan ukhuwah, satukan langkah, menuju kejayaan Islam".
Dari Abu Musa al-Asy’ari, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya, perumpamaan teman baik dengan teman buruk, seperti penjual minyak wangi dan pandai besi; adapun penjual minyak, maka kamu kemungkinan dia memberimu hadiah atau engkau membeli darinya atau mendapatkan aromanya; dan adapun pandai besi, maka boleh jadi ia akan membakar pakaianmu atau engkau menemukan bau anyir.” (HR. Bukhari No.2101 dan Muslim No.6653)
Besarnya pengaruh lingkungan (orang-orang di sekitar kita) terhadap pembentukan pribadi seseorang, mengharuskan kita mencari dan terus mencari bi'ah (lingkungan) yang kondusif. Bi'ah shalilah adalah faktor terpenting dalam perjalanan hidupku. Kutemukan itu sejak awal SMA. Subhanallah...indahnya ketika kukenang masa-masa itu. Teman-teman terbaik yang pernah kumiliki. Sedih, senang, menangis, tertawa riang bersama. Kita disatukan dalam sebuah wadah ROHani ISlam SMA N 1 Purwokerto. Satu kata-kata indah yang akan selalu kuingat yang menjadi kutipan favorit kita saat itu "Eratkan ukhuwah, satukan langkah, menuju kejayaan Islam".
Senin, 22 November 2010
Menghitung Jumlah Stomata dengan Metode Replika atau Cetakan
umbi bawang merah |
bunga bawang merah |
Jumat, 19 November 2010
Bingung Pilih Warna Cat Rumah?
Baiti Jannati |
Beef Steak ala Mama
Hampir di semua meja makan di setiap rumah 3 hari terakhir pasti terhidangkan menu daging sapi or kambing. Termasuk di meja makan rumahku. Kalau Idul Adha biasanya, daging di rumah cuma dimasak rendang, semur atau sate goreng, Idul Adha kali ini ada menu baru di rumah "Beef Steak ala Mama". Mama yang sebelumnya belum pernah masak beef steak, dengan berbekal resep hasil browsingku dan nanya tetangga depan rumah, nekad deh nyoba resep itu, so pasti dengan sedikit sentuhan tanganku hasilnya tidak mengecewakan, walaupun katanya terlalu manis dan terlalu asin.
Ini nih bahan dan cara masak resep di istana kami "Beeef Steak ala Mama"
Bahan :
Ini nih bahan dan cara masak resep di istana kami "Beeef Steak ala Mama"
Bahan :
- Daging sapi diiris lebar dan tipis
- Bawang merah
- Bawang putih
- Bawang bombay
- Tomat
- Mentega
- Merica
- Garam
- Gula merah
- Kecap manis
- Daun salam dan lengkuas
- Telur ayam
Kamis, 18 November 2010
The Karate Kid
Dre and Mr Han |
Udah lama gak ke warnet, tadi siang karena butuh download dan koneksi internet di rumah "LOading LAmbat" akhirnya ke warnet juga dech. Ke warnet langganan jaman dulu pas di rumah belum ada internet. Boros juga nih kalo harus ke warnet terus, gak sampe 2 jam di warnet keluar duit hampir 10 ribu.
Buka-buka "folder film" di drive D komputer warnet, nemu buanyak banget film. Dari sekian banyak film, aku save 2 film. Yang pertama film yang aku dah lama cari, Karate Kid. Yang kedua film yang udah sering diputer di stasiun tivi kalo pas libur hari besar Islam, Children of Heaven. Barusan aku nonton Karate Kid, gak nyesel pokoknya. Walaupun ceritanya mudah ditebak tapi menurutku menarik untuk ditonton.
Dre Parker, yang diperankan oleh Jaden Smith, seorang anak usia 12 tahun yang harus mengikuti ibunya, Mrs. Parker pindah dari Detroit (sebuah kota di USA) ke China. Dia sangat benci harus tinggal di Cina. Tempat yang sangat asing baginya. Dia tampak paling aneh di antara teman-teman barunya di sekolah, karena warna kulitnya yang hitam dan rambut gimbalnya yang dikepang. Model rambut Jaden Smith di Karate Kid sedikit berbeda dengan model rambutnya saat berperan di film The Day The Earth Stood Still yang dibiarkan terurai tanpa dikepang.
Senin, 15 November 2010
Mau Sholat Idul Adha Selasa atau Rabu?
Happy Eid-ul Adha |
Sedangkan yang lebaran hari Rabu ngikut madzhab ikhtilaful matholi' (rukyat lokal). Artinya tiap daerah menentukan sendiri kapan tanggal 1 Dzulhijjah dengan melihat hilal sehingga tiap daerah mungkin saja berbeda-beda. Mungkin di suatu daerah hilal sudah terlihat jelas sehingga esoknya masuk bulan berikutnya (Dzulhijah), mungkin juga di daerah lain hilal tidak terlihat sehingga digenapkan 30 hari. Nah kebetulan bulan Dzulqaidah tahun ini di Indonesia digenapkan 30 hari, jadi umat Islam Indonesia yang pakai madzhab ikhtilaful matholi', Idul Adhanya hari Rabu.
Mau shoum Arafah hari Senin or Selasa. Mau sholat Idul Adha hari Selasa or Rabu, monggo saja...masing-masing ada hujahnya. Itu adalah ikhtilaf yang diperbolehkan. Asalkan jangan shoum Arafah hari Senin tapi Idul Adhanya hari Rabu. So, Met Idul Adha teman...Wish you and your family a very happy Idul Adha.
Kamis, 11 November 2010
Kamis, 04 November 2010
Dan Purwokerto pun Gerimis Abunya Merapi
Selepas sholat magrib sore kemarin, aku dan adek-adek tercintaku janjian ketemuan di salah satu kos adekku. Kami biasa ketemuan untuk saling berbagi tausiyah dan saling mengingatkan dan memotivasi. Sore kemarin aku menuju tempat kos yang telah kami sepakati menjelang maghrib sekitar setengah enam. Cuaca sore itu cerah dan tidak hujan, padahal biasanya kalau sore hujan. Setelah solat magrib berjamaah, sambil menunggu yang belum datang kami ngobrol-ngobrol. Salah satu topik yang kami obrolkan adalah merapi. Kami saling bercerita keluarga kami yang di Jogja. Keluargaku yang di Bantul alhamdulillah jauh dari Merapi dan baik-baik saja. Pak Lek saat letusan yang pertama telfon dan katanya hawanya panas dan kena hujan abu. Ternyata keluarga adek-adekku tercinta juga ada yang di Jogja. Ada yang eyangnya di Sleman dan sempet ngungsi. Ada yang masnya di radius 20 km dari Merapi tapi alhamdulillah baik-baik saja. Aku sempet cerita ke mereka "dulu pas mba masih SD pernah hujan abu lho karena Merapi meletus". Karena personil sudah lengkap kami hentikan obrolan dan kami mulai acara kami.
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 21.00. Waktu 2,5 jam terasa sangat pendek. Karena sudah larut kami mencukupkan agenda kami hari ini, walaupun masih ada yang saling murojaah hafalan. Salah satu diantara kami beranjak ke teras kosan. Sesaat dia berada di teras, dia berteriak-teriak "mba...mba...sini cepetan". Aku kira dia jatuh atau kenapa, ternyata motor kami yang kami parkir di luar kosan sudah tertutup abu. Abu siapa lagi kalau bukan abunya Merapi. Subhnallah, dan Purwokerto pun gerimis abunya Merapi. Apa yang kami obrolin baru saja tentang hujan abu yang pernah terjadi saat aku masih SD ternyata malam ini kami merasakannya.
Subhanallah, abunya Merapi bisa terbawa sang angin dari Jogja ke Purwokerto yang jaraknya ratusan kilometer. Menjadi satu bahan untuk kita renungkan, Alloh tidak hanya menegur orang-orang Jogja, Sleman, Boyolali, Klaten dan sekitarnya. Tapi, kami yang di Purwokerto pun ditegur oleh Alloh. Pada zaman Rosululloh juga pernah terjadi musibah gempa bumi, saat itu Rosululloh meletakkan kedua tangannya di atas tanah dan beliau berkata "Tenanglah...belum datang saatnya bagimu". Lalu Rosul menoleh ke arah sabahat dan berkata "Sesungguhnya Rabb kalian menegur kalian...maka jawablah (buatlah Allah ridlo kepada kalian)".
Teman, sama-sama kita bermuhasabah. Ini teguran Alloh untuk kita. Dosa dan maksiat apa yang telah kita perbuat sehingga Alloh menegur kita. Mari kita beristighfar, mohon ampun dan bertaubatlah kepada Alloh. Tinggalkan dosa dan maksiat yang selama ini masih kita lakukan. Alloh berfirman dalam Q.S. Al-A'la:14-15, "Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Rabbnya, lalu dia sembahyang." Teman, mari kita panjatkan doa yang pernah nabi Adam panjatkan kepada Alloh yang tertuang dalam Q.S. Al-A'raf:23, "Ya Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi."
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 21.00. Waktu 2,5 jam terasa sangat pendek. Karena sudah larut kami mencukupkan agenda kami hari ini, walaupun masih ada yang saling murojaah hafalan. Salah satu diantara kami beranjak ke teras kosan. Sesaat dia berada di teras, dia berteriak-teriak "mba...mba...sini cepetan". Aku kira dia jatuh atau kenapa, ternyata motor kami yang kami parkir di luar kosan sudah tertutup abu. Abu siapa lagi kalau bukan abunya Merapi. Subhnallah, dan Purwokerto pun gerimis abunya Merapi. Apa yang kami obrolin baru saja tentang hujan abu yang pernah terjadi saat aku masih SD ternyata malam ini kami merasakannya.
Subhanallah, abunya Merapi bisa terbawa sang angin dari Jogja ke Purwokerto yang jaraknya ratusan kilometer. Menjadi satu bahan untuk kita renungkan, Alloh tidak hanya menegur orang-orang Jogja, Sleman, Boyolali, Klaten dan sekitarnya. Tapi, kami yang di Purwokerto pun ditegur oleh Alloh. Pada zaman Rosululloh juga pernah terjadi musibah gempa bumi, saat itu Rosululloh meletakkan kedua tangannya di atas tanah dan beliau berkata "Tenanglah...belum datang saatnya bagimu". Lalu Rosul menoleh ke arah sabahat dan berkata "Sesungguhnya Rabb kalian menegur kalian...maka jawablah (buatlah Allah ridlo kepada kalian)".
Teman, sama-sama kita bermuhasabah. Ini teguran Alloh untuk kita. Dosa dan maksiat apa yang telah kita perbuat sehingga Alloh menegur kita. Mari kita beristighfar, mohon ampun dan bertaubatlah kepada Alloh. Tinggalkan dosa dan maksiat yang selama ini masih kita lakukan. Alloh berfirman dalam Q.S. Al-A'la:14-15, "Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama Rabbnya, lalu dia sembahyang." Teman, mari kita panjatkan doa yang pernah nabi Adam panjatkan kepada Alloh yang tertuang dalam Q.S. Al-A'raf:23, "Ya Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi."
Rabu, 03 November 2010
Belajar karena Mengajar
Banyak alasan kenapa orang-orang mau belajar. Dari anak TK sampai anak kuliahan bahkan sampai bapak-bapak, ibu-ibu atau kakek-kakek dan nenek-nenek. Masing-masing punya alasan. Anak TK misalnya, mereka mau belajar baca dan ngitung karena mereka suka. baca dan hitung adalah sesuatu yang baru untuk mereka sehingga mereka antusias untuk lebih lancar lagi mbaca dan ngitung. Tapi ada juga anak-anak TK yang belajar calistung (baca tulis hitung) karena dipaksa mamanya. Itu yang tidak baik, belajar karena dipaksa.
Beda lagi sama anak SD, SMP dan SMA. Mereka belajar karena ingin dapet nilai bagus, naik kelas dan lulus ujian. Anak SMA tambah lagi motifnya. Mereka belajar karena punya cita-cita ngelanjutin kuliah di perguruan tinggi yang mereka impikan. Sedangkan anak kuliahan, mereka serius belajar demi IP tinggi sehingga bisa bisa dapet predikat cumlaude atau paling enggak IP nya diatas 3. Kata orang-orang kalau IP di atas 3, aman buat ngelamar kerja. Tapi menurutku enggak juga. Berapapun IP nya kalu dia ulet dan sungguh-sungguh, rizki Alloh pasti akan dia dapatkan. Yang udah nonton film 3 idiot pasti ngerti dech, untuk apa sich kita belajar. Belajar itu gak cuma demi nilai dan ijazah, ya tho?
Kalau belajar karena mengajar gimana donk? Mungkin ada yang menganggap itu positif tapi ada juga yang menganggap itu negatif. Ada yang punya pengalaman sama denganku? Salah satu motifku belajar karena aku harus mengajar. Sejak awal semester kemaren, aku ngajar di salah satu SMP IT Boarding School di kotaku. Walaupun background pendidikanku bukan bahasa Inggris, tapi karena aku suka dan ada kesempatan maka aku beranikan diri ngajar bahasa Inggris di sekolah itu. Sejak ngajar bahasa Inggris, aku semakin sering browsing materi, baca-baca buku, dengerin dan liat video atau film yang berbahasa Inggris. Porsi waktuku untuk belajar bahasa Inggris jadi nambah dan jadi tambah suka dengan bahasa Inggris. Selama 3 bulan ngajar, banyak hal-hal baru yang aku temukan yang sebelumnya aku belum tahu atau aku baru sedikit tahu. Pokoknya sejak aku ngajar bahasa Inggris aku jadi lebih banyak belajar. Nah, karena kudu nyelesein kuliah yang deadline-nya tinggal beberapa bulan ini, aku putuskan berhenti ngajar. Setelah berhenti ngajar, porsiku untuk belajar bahasa Inggris turun drastis. Ini yang gak bener, berhenti belajar karena sudah tidak ngajar.
Sebenernya tidak harus karena mengajar kita itu belajar. Kalau nunggu ngajar maka orang-orang yang tidak berkesempatan untuk ngajar dia akan malas terus untuk belajar. Tapi untuk tipe-tipe orang yang malas belajar, cara ini bisa dijadikan motivasi yang bagus untuk dia mau meningkatkan kemampuan diri. Kesannya seperti dipaksa, tapi menurutku itu suatu paksaan yang positif. Misalnya gini, ada orang yang cepat bosan kalau baca buku dan mudah sekali ngantuk. Satu buku tipis saja dibaca berulang-ulang gak selesai-selesai seminggu. Suatu saat dia dikasih amanah untuk ngisi ta'lim yang materinya diambil dari buku itu. Dia dikasih tau sehari sebelumnya. Dengan satu motivasi ngisi ta'lim, buku tipis itu yang seminggu lebih dibaca gak selesai-selesai, dalam satu malam bisa selesai bahkan dia punya resume-nya. Hhmm...ternyata motif belajar karena mengajar berlaku dalam kasus ini.
Jadi, tidak selalu belajar karena mengajar itu negatif. Justru bisa menjadi satu awalan untuk lebih semangat mendalami suatu hal. Tapi, jika kita hanya mau belajar karena dituntut harus menyampaikan, suatu saat ketika kita tidak ada tuntutan (amanah) untuk menyampaikan maka kita akan berhenti belajar. Belajarlah baik karena mengajar maupun tidak mengajar. Tidak akan ada ruginya walaupun kita belajar tanpa mengajar, minimal kita bisa amalkan untuk diri kita sendiri. Paksa diri kita untuk terus belajar dan belajar. Awalnya mungkin terpaksa, tapi ketika kita udah enjoy belajar aku yakin kesan terpaksa akan hilang sekejap. So, Never stop to learn.
Beda lagi sama anak SD, SMP dan SMA. Mereka belajar karena ingin dapet nilai bagus, naik kelas dan lulus ujian. Anak SMA tambah lagi motifnya. Mereka belajar karena punya cita-cita ngelanjutin kuliah di perguruan tinggi yang mereka impikan. Sedangkan anak kuliahan, mereka serius belajar demi IP tinggi sehingga bisa bisa dapet predikat cumlaude atau paling enggak IP nya diatas 3. Kata orang-orang kalau IP di atas 3, aman buat ngelamar kerja. Tapi menurutku enggak juga. Berapapun IP nya kalu dia ulet dan sungguh-sungguh, rizki Alloh pasti akan dia dapatkan. Yang udah nonton film 3 idiot pasti ngerti dech, untuk apa sich kita belajar. Belajar itu gak cuma demi nilai dan ijazah, ya tho?
Kalau belajar karena mengajar gimana donk? Mungkin ada yang menganggap itu positif tapi ada juga yang menganggap itu negatif. Ada yang punya pengalaman sama denganku? Salah satu motifku belajar karena aku harus mengajar. Sejak awal semester kemaren, aku ngajar di salah satu SMP IT Boarding School di kotaku. Walaupun background pendidikanku bukan bahasa Inggris, tapi karena aku suka dan ada kesempatan maka aku beranikan diri ngajar bahasa Inggris di sekolah itu. Sejak ngajar bahasa Inggris, aku semakin sering browsing materi, baca-baca buku, dengerin dan liat video atau film yang berbahasa Inggris. Porsi waktuku untuk belajar bahasa Inggris jadi nambah dan jadi tambah suka dengan bahasa Inggris. Selama 3 bulan ngajar, banyak hal-hal baru yang aku temukan yang sebelumnya aku belum tahu atau aku baru sedikit tahu. Pokoknya sejak aku ngajar bahasa Inggris aku jadi lebih banyak belajar. Nah, karena kudu nyelesein kuliah yang deadline-nya tinggal beberapa bulan ini, aku putuskan berhenti ngajar. Setelah berhenti ngajar, porsiku untuk belajar bahasa Inggris turun drastis. Ini yang gak bener, berhenti belajar karena sudah tidak ngajar.
Sebenernya tidak harus karena mengajar kita itu belajar. Kalau nunggu ngajar maka orang-orang yang tidak berkesempatan untuk ngajar dia akan malas terus untuk belajar. Tapi untuk tipe-tipe orang yang malas belajar, cara ini bisa dijadikan motivasi yang bagus untuk dia mau meningkatkan kemampuan diri. Kesannya seperti dipaksa, tapi menurutku itu suatu paksaan yang positif. Misalnya gini, ada orang yang cepat bosan kalau baca buku dan mudah sekali ngantuk. Satu buku tipis saja dibaca berulang-ulang gak selesai-selesai seminggu. Suatu saat dia dikasih amanah untuk ngisi ta'lim yang materinya diambil dari buku itu. Dia dikasih tau sehari sebelumnya. Dengan satu motivasi ngisi ta'lim, buku tipis itu yang seminggu lebih dibaca gak selesai-selesai, dalam satu malam bisa selesai bahkan dia punya resume-nya. Hhmm...ternyata motif belajar karena mengajar berlaku dalam kasus ini.
Jadi, tidak selalu belajar karena mengajar itu negatif. Justru bisa menjadi satu awalan untuk lebih semangat mendalami suatu hal. Tapi, jika kita hanya mau belajar karena dituntut harus menyampaikan, suatu saat ketika kita tidak ada tuntutan (amanah) untuk menyampaikan maka kita akan berhenti belajar. Belajarlah baik karena mengajar maupun tidak mengajar. Tidak akan ada ruginya walaupun kita belajar tanpa mengajar, minimal kita bisa amalkan untuk diri kita sendiri. Paksa diri kita untuk terus belajar dan belajar. Awalnya mungkin terpaksa, tapi ketika kita udah enjoy belajar aku yakin kesan terpaksa akan hilang sekejap. So, Never stop to learn.
Langganan:
Postingan (Atom)