Senin, 22 Oktober 2012

Thanks ya Mah...Pah...for Everything

Pernah beda pendapat sama ortu? Beda pendapat antara anak dan ortu itu hal yang wajar. Selama tidak sampai melanggar syari'at itu sah sah saja. Di bulan Dzulhijjah ini aku ada beda pendapat sama ortu. Kami sepakat di awal bulan Dzulhijjah itu sunnah meningkatkan amal sholih. Bedanya, kalo ortu bilang puasa di awal Dzulhijjah ya tanggal 9 yaitu puasa Arofah. Tapi aku bilang perbanyak puasa itu disunnahkan mulai tanggal 1 Dzulhijjah sampai tanggal 9 dan yang paling utama itu tanggal 9 nya. Ortu ngotot dengan pendapatnya karena mereka berdua mendengar penjelasan dari ustadz mereka. Aku pun ngotot boleh puasa sejak tanggal 1 karena emang ada haditsnya, aku pernah baca haditsnya yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan hadits tersebut shohih.
عَنْ بَعْضِ أَزْوَاجِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ تِسْعَ ذِى الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya, ...(HR. Abu Daud no. 2437. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.)

Sejak tanggal 1 aku shoum, aku gak ngasi tau kalo aku puasa Dzulhijjah. Aku cuma bilang "besok aku mau shoum, besok bangunin saur ya...". Hari pertama shoum ortu no comment. Hari kedua ketiga mereka mulai tanya "lho...hari ini puasa? puasa apa?". Mereka mengira aku puasa daud, tapi kok berturut-turut ya... Suatu pagi aku masih tiduran di kamar. Mamah lagi nyetrika, papah seperti biasa tiap ba'da shubuh seteleh tilawah beliau baca-baca buku agama. Mereke mulai ngobrolin tentang aku yang katanya puasa tapi gak ada dasarnya. Mamah mengulangi kalimat ustadz yang katanya disunnahkan memperbanyak amal tapi bukan dengan shoum 9 hari berturut-turut. Papah mulai membuka buku-bukunya, papah bilang ke mamah "ini di Riyadus shalihin ada perintahnya tapi kok gak disebutkan haditsnya ya". Mereka berdua pun heboh. Aku dari dalam kamar ngomong ke mereka "hhmmm...pagi pagi udah pada heboh". Mamah masuk kamarku mengambil sesuatu sambil mengulangi kalimat ustadznya. Aku cuma bilang "Mah, aku mengamalkan sesuatu itu gak asal mengamalkan, aku juga tau ilmunya. Ada hadits riwayat Abu Daud dan shahih". Setelah aku bilang begitu, sudah dech gak ada lagi obrolan lagi tentang puasa Dzulhijjah. Aku tetap melanjutkan shoum dan ortu tetap tidak shoum. Tapi kalo pagi papah bangunin aku sahur dan tiap buka mamah mbikinin teh hangat dan menyiapkan makan buat buka. Itulah orang tua, walopun gak sepakat dengan kita tapi ya tetap mendukung kita. Bener dech kata lagunya Afiqah (bintang iklan oreo) "mamaku yang tercinta, you are my everything for me". Tapi sku sedikit ubah lagunya Afiqah "mama papaku tercinta, you are my everything for me (after Alloh and Muhammad) ^_^.
Thanks ya mah...pah...for everything.

Senin, 15 Oktober 2012

Dukunglah Selalu Para Pejuang Islam

Mengikuti Acara Solidaritas dan Penggalangan Dana untuk Muslim Suriah hari Jumat kemarin, semakin membuka mata kita tentang kepedulian pada saudara sesama muslim di Suriah yang kondisinya sangat memprihatinkan di bawah rezim pemerintah Bashar Assad laknatulloh. Konflik di Suriah terjadi sejak Maret 2011 menyusul konflik di beberapa negara di Timur Tengah lainnya. Pemerintah yang notabene adalah syiah nushairiyah mendapat dukungan penuh dari negara Iran. Dukungan politik dan militer tidak hanya dari Iran, namun 2 negara komunis musuh Amerika pun turut mengawal dan memberi dukungan pada Assad. Kedua negara tersebut adalah Cina dan Rusia.Konflik yang terjadi di Suriah sangat jelas bahwa itu adalah konflik agama (aqidah). Rezim Assad yang syiah nushairiyah sangat memusuhi rakyat sipil yang mayoritas adalah ahlu sunnah wal jama'ah. Penyiksaan yang dilakukan Assad pada orang-orang sunni sangat kejam. Seorang laki-laki yang tidak mau mengucapkan "tidak ada tuhan selain Assad" dikubur hidup-hidup. Seorang anak dibunuh di depan orang tuanya. Orang tua dibunuh di depan anaknya. Ratusan jiwa melayang tiap harinya dan sejak Maret 2011 hingga saat ini lebih dari 300.000 nyawa melayang karena kekejaman Assad. Cina dan Rusia yang komunis setia mendukung Assad karena punya tujuan sama yaitu tidak ingin Islam tegak di Suriah.

Satu sisi kita sangat prihatin dengan kondisi saudara kita muslim Suriah. Dan di sisi lain kita bersyukur karena di Indonesia kita sekarang dalam kondisi aman (walaupun tidak menutup kemungkinan entah kapan kita juga bisa mengalami kondisi konflik, maka kitapun harus selalu bersiap). Dengan kondisi kita yang seperti sekarang ini, banyak hal yang sebenarnya bisa kita lakukan untuk membantu saudara-saudara kita yang terdzalimi di penjuru dunia manapun termasuk di Suriah. Wajib bagi kita membantu mereka karena keimanan kita tidak akan sempurna sehingga kita mencintai saudara kita sesama muslim seperti kita mencintai diri kita sendiri. Kita sebagai seorang akhwat muslimah yang belum bisa menghadirkan fisik kita di Suriah untuk membantu saudara-saudara kita, bukan berarti kita hanya diam saja. Banyak sekali yang bisa kita lakukan meski kita belum bisa hadir di sana. Berikut ini beberapa hal yang bisa kita lakukan, yang aku sarikan dari buku "Jihadnya Orang yang tidak Hadir dalam Jihad" karya Syaikh Izzudin Ar-Roshofi.
  1. Yakin akan kewajiban berjuang dan selalu menyiapkan diri ke arah sana, dengan i'dad imany dan maady.
  2. Fahamkan keluarga bahwa din ini adalah amanah bagi kita semua. Buka mata mereka bahwa musuh-musuh Islam selalu memusuhi din ini, maka kita harus membela din ini.
  3. Biasakan keluarga mendengar berita-berita perjuangan sehingga muncul rasa memiliki terhadap sesama muslim di penjuru dunia manapun Palestina, Afghanista, Chechnya, Irak, Myanmar dan tentunya Suriah.
  4. Tegaskan pada keluarga kita bahwa Allohlah yang akan menjaga din ini dan Alloh tidak membutuhkan kita. Justru kita lah yang butuh untuk berlomba-lomba berjuang untuk din ini karena dengan kita membela din ini, Alloh akan semakin meneguhkan kita pada Islam.
  5. Yakinkan pada keluarga bahwa kematian adalah ketentuan Alloh. Dengan berjuang tidak kemudian mempercepat kematian atau dengan tidak berjuang bukan berarti memperlambat kematian kita.
  6. Jadilah diri kita contoh yang baik dalam hal aqidah, akhlak, ibadah, ilmu dan amal. Sehingga mereka akan simpatik dan mendukung kita.
  7. Jangan menjadikan kita menjadi satu-satunya tumpuan keluarga sehingga mereka akan menghalangi aktivitas-aktivitas kita.
  8. Jadikan keluarga hidup dalam suasana perjuangan.
  9. Munculkan kebencian dalam diri keluarga kita pada musuh-musuh Islam.
  10. Bantulah para pejuang semampu kita dengan harta kita untuk memenuhi kebutuhan mereka akan persenjataan, perlengkapan, perbekalan, obat-obatan.
  11. Bantulah para pejuang dengan kata-kata, program-program dan buku-buku. Bantahlah persepsi negatif di media yang menyudutkan para pejuang.
  12. Serukan apa yang ingin disampaikan para pejuang pada dunia.
  13. Bantulah pejuang dengan menghancurkan barisan musuh melalui isu-isu yang kita hembuskan pada mereka.
  14. Doakan para pejuang agar diberi kemenangan dan keteguhan.
  15. Gembosi semangat musuh dan munculkan perseteruan internal di tubuh musuh.
  16. Tinggikan nama para pejuang dan rendahkan para musuh.
  17. Halangi gerakan musuh dan putuskan aliran bantuan pada musuh.
  18. Bantulah mereka dengan informasi-informasi yang mereka butuhkan.
  19. Buatlah tulisan-tulisan yang memuji dan meninggikan para mujahidin dan dipublish di media-media.
  20. Boikotlah produk-produk musuh.
  21. Doakan para musuh agar hancur dan binasa.
Itu beberapa hal yang bisa kita lakukan, lakukanlah semaksimal yang bisa kita lakukan. Senantiasalah memelihara ghiroh berjuang dalam dada kita, bekali diri kita dengan ilmu yang benar, persiapkan diri dengan i'dad imany dan maady. Semoga Alloh selalu membimbing kita untuk selalu berdakwah dan berjuang fi sabilillah, memberi kekuatan pada para pejuang hingga kelak panji Islam kembali berkibar di seluruh jagad bumi dan bumi ini dipenuhi dengan kalimat laa ilaa ha illalloh, aamiin...

Sabtu, 06 Oktober 2012

Shalihah Tidak Mutlak Tergantung Suami

Kalau ngomongin istri/wanita durhaka, kita sering disuguhi kisah istri Nabi Nuh dan istri Nabi Luth. Mereka adalah dua orang wanita yang menjadi perumpamaan wanita kafir (Q.S. At-Tahrim:10).
Dan ketika membahas wanita sholihah, kita sering mendapati kisah Asiyah istri Fir'aun dan Maryam ibunda Nabi Isa. Mereka adalah perumpamaan bagi wanita beriman (Q.S. At-Tahrim:11-12).
Cermatilah kisah mereka. Ada siapa di sisi kedua istri durhaka itu? Ya, ada manusia sholih yang telah Alloh utus menjadi nabi, yaitu Nuh dan Luth. Dan ada siapa di sisi wanita sholihah Asiyah? Ya, ada manusia durhaka bernama Fir'aun yang mengaku dirinya sebagai tuhan. Dan siapa di sisi Maryam? Beliau menjadi wanita sholihah tanpa ada laki-laki (suami) di sisinya.
Dari keempat wanita yang kisahnya Alloh abadikan dalam Al-Qur'an itu, aku ingin mengatakan bahwa menjadi seorang muslimah sholihah tidak mutlak tergantung pada siapa laki-laki yang mendampinginya. Tidak ada istilah "suargo nunut neroko katut".
Memang benar dalam rumah tangga laki-laki adalah qowam. Alhamdulillah ketika laki-laki yang menjadi pemimpin kita adalah yang bisa selalu mengingatkan kita, selalu semangat dalam dakwah, selalu membimbing dan mengarahkan kita. Namun, ketika yang Alloh takdirkan pada kita tidaklah demikian, bukan berarti wanita tersebut gak bisa maju. Jangan sampe, istri yang punya banyak potensi yang bermanfaat untuk ummat, terkendala geraknya lantaran suami yang gak punya semangat ngaji apalagi memberi kontribusi bagi ummat.
Itulah perlunya memaksimalkan pembinaan ketika masa akhwat. Jodoh adalah rahasia Alloh, ketika kita dipertemukan dengan yang lebih baik dari kita, itu berarti peluang bagi akhwat untuk terdongrak, jangan malah menjadi penghalang melesatnya prestasi suami. Ketika yang dipertemukan dengan kita adalah yang sekufu, saatnya menjadi partner yang saling memotivasi. Dan ketika yang dipertemukan dengan kita sedikit di bawah kita kefahamannya [tapi ingat ukhti, hilangkan kesombonganmu ketika ini terjadi karena bisa dengan cepat suamimu kelak akan lebih paham darimu], maka saatnya engkau menjadi pendongkrak suamimu kelak. Tapi janganlah menyetir, karena laki-laki tidak suka disetir. Jadilah navigator yang selalu mengarahkan. Dengan kesabaranmu tidak menutup kemungkinan prestasi suamimu akan melejit. Tapi ketika suami justru enggan diajak melaju, janganlah semua itu menghalangimu untuk bergerak, untuk berdakwah dan berkontribusi bagi ummat.
Jadi, menjadi istri sholihah tidaklah mutlak tergantung pada suami. Mumpung masih akhwat, bekali...bekali...dan teruuuus bekali diri. Terus perbaiki diri dan minta pada Alloh agar dipertemukan dengan yang terbaik.