Selasa, 18 September 2012

Puding [lagee] Coklat





Puding kali ini aku bikin yang rasa coklat. Aku pakai nutrijel coklat. Untuk vla nya aku pakai susu kental manis putih dan air 150 ml trus aku kasih parutan coklat block jadi warnanya agak kecoklatan. Untuk pengental jangan lupa tambahkan 1 sendok makan tepung maizena yang dicairkan.

Jumat, 14 September 2012

Puding Mangga dengan Vla Mangga




Baru kali aku bikin puding dilengkapi fla. Puding yang aku bikin puding susu instan rasa mangga. Untuk fla nya aku bikin pakai pop ice rasa mangga. Cara memasak pudingnya pasti dah ngerti donk, cuma dikasih air trus aduk-aduk sampai mendidih. Masukkan cetakkan terus didinginkan di lemari es. Nah untuk masak fla nya, masak satu sachet dengan 150 ml air, setelah matang tambahkan satu sendok tepung maizena yang dicairkan. Oiya, lebih enak lagi kalo dikasih potongan mangga. Selamat mencoba!!!

Kamis, 13 September 2012

Akan Kau Didik Jadi Apa Anakmu, Jadi Profesional/Da'i/Hafidz(ah)???


Yach walaupun belum punya anak [belum nikah juga, haha.. gak ada yang nanya ya], gak papa donk ngebahas tentang anak. Ini berawal dari obrolan beberapa waktu yang lalu dengan seorang "super mama" [baca:ummahat]. Beliau berputra tujuh dan aku salut dengan cara beliau mendidik anak-anaknya. Anak pertama beliau tahun ajaran ini masuk SMA. Nah waktu si sulung cari sekolah, uminya justru yang lebih dag dig dug dibanding si sulung. Dari obrolan tentang sulungnya yang lagi bingung mau sekolah dimana [akhirnya sekolah di satu-satunya SMA IT di sini], akhirnya kita ngobrol tentang pendidikan anak. Orang tua harus tepat memilihkan pendidikan yang terbaik buat putra-putrinya. Tapi pilihan itu juga tidak memaksakan si anak. Anak juga kudu diberi kebebasan untuk memilih. Apa yang menjadi pilihan si anak, ketika itu memang sesuatu yang baik untuk masa depannya, maka orang tua sebaiknya mensupport. Tapi jika pilihan itu gak baik untuk masa depannya, orang tuanya seharusnya memberi arahan atau memberi alternatif pendidikan yang lain.

Mau dibawa kemana pendidikan si anak, kampus atau pondok???? Beberapa yang aku amati, orang tua [ummahat] yang backgroundnya kampus, anak-anaknya juga akan diarahkan buat kuliah, yang backgroundnya pondok, anak-anaknya juga akan diarahkan ke pondok. Masing-masing pasti ada positif dan negatifnya. Bukan berarti yang di kampus itu semuanya negatif dan yang di pondok semuanya positif, malah kadang yang lulusan kampus justru lebih militan dari lulusan pondok. Tapi ada juga yang kampus tapi gak maksimal pembinaannya, dan ada juga yang mondok pemahaman ilmu syar'i nya oke tapi jiwa harokinya juga oke. Ya saya ngomong gini gak asal ngomong, ini berdasarkan hasil interaksiku dengan anak-anak ummahat. Ada seorang anak ummahat yang sejak SMP dan SMA sudah diarahkan untuk ke pondok, tapi karena bukan kemauan si anak, akhirnya si anak keluar bahkan ada yang kabur dari pondok. Setelah keluar dari pondok dan ngelanjutin SMA aku lihat dia enjoy dengan aktivitasnya. Ada juga anak ummahat yang diarahkan ke kampus tapi dengan syarat selama kuliah kudu ngaji, pada kenyataannya dia ngajinya kurang eksis.

Belum terlambat untuk merancang mau kita arahkan kemana anak-anak kita. Lihatlah potensi dan minat mereka. Arahkan mereka untuk menjadi salah satu diantara 3 ini. Apakah akan menjadi seorang profesional [dokter, bidan, farmasist, guru, dosen, businessman, akuntan, dll]? Apakah akan menjadi seorang da'i? Apakah akan menjadi seorang hafidz/ah? Pilihan pertama akan diarahkan ke kampus. Pilihan kedua dan ketiga akan diarahkan ke pondok. Kampus atau pondok gak masalah yang penting mereka enjoy bukan terpaksa dan punya visi yang jelas ke depan mereka mau jadi apa. Yang terpenting adalah ketika di kampus, mereka harus lebih dikuatkan untuk ngaji dan dakwah sehingga kelak menjadi profesional yang paham din dan militan. Ketika di pondok, itu memang benar keinginan mereka sehingga enjoy dengan kehidupan di pondok dan tetap diasah jiwa harokinya sehingga setelah lulus ilmunya bisa bermanfaat untuk umat dan juga punya jiwa gerak. Semoga Alloh menganugrahkan kita kelak putra-putri yang sholih-sholihah, mujahid-mujahidah dan menjadi generasi yang berkontribusi bagi kejayaan Islam. Aamiin...eh, by the way...itu semua gak akan terkabul kalo belum nikah. So, doa tadi didahului dulu dengan doa yang ini, semoga Alloh mendatangkan pasangan yang terbaik [mujahid, aamiin] di saat yang terbaik pula, hehehe... aamiin...semangat yach ^_^

Kamis, 06 September 2012

Martambak Kurma Coklat Keju



Hobi masak yang kadang muncul kadang tenggelam [itu mah namanya bukan hobi ya ^_^], kemaren lagi muncul. Aku dapet pinjeman buku resep dari seorang ibu pemilik warung makan. Judulnya Variasi Martabak Manis. Penasaran sama si martabak manis ini, akhirnya kemaren bareng haidar [uminya haidar lebih tepatnya] kita beraksi selayaknya master chef. Ni aku bagi-bagi resepnya. Resep ini bukan buatanku, tapi buatan Ibu Lilly T Erwin yang ada di buku "Variasi Martabak Manis". Kalo pengen miliki bukunya, bisa dicari di Gramedia terdekat. Ini nich resep dasar martabak manis. Selamat mencoba ^_^

BAHAN:
  1. 500 gr tepung terigu segitiga
  2. 1/2 sdt ragi butiran, rendam dengan 1 sdm air
  3. 1/4 sdt soda kue
  4. 100 gr gula pasir
  5. 700 ml air/santan hangat
  6. 3 butir telur ayam (pisah putih dan kuningnya)
  7. 1/2 sdt garam
  8. Mentega untuk mengoles
CARA MEMBUAT:
  1. Campur 500 gr tepung terigu dengan gula, soda kue dan ragi, lalu aduk rata sambil dituangi santan atau air hangat sedikit demi sedikit dan kuning telur hingga habis
  2. Kocok putih telur hingga mengembang (tidak kaku)
  3. Masukkan putih telur ke dalam adonan tepung, aduk rata kembali dan diamkan selama 2 jam
  4. Siapkan cetakan martabak, panaskan di atas api sedang hingga panasnya benar-benar merata memanasi wajan namun tidak terlalu panas
  5. Tuang adonan martabak ke dalam cetakan, biarkan sejenak. Lalu tutup hingga adonan matang, rata bagian atasnya.
  6. Sebelum diangkat dari api, olesi terlebih dahulu dengan mentega sambil ditaburi isi sesuai selera [coklat, susu, keju, kurma]. Angkat dari api.
  7. Potong martabak menjadi dua bagian dan olesi bagian luarnya dengan mentega lunak
  8. Siap dihidangkan

Minggu, 02 September 2012

Hot Chicken Macaroni Yummy

Lama aku gak nyoba-nyoba resep baru. Kemaren aku nyoba bikin sesuatu yang belum aku bikin sebelumnya. Sebenernya ini makaroni udah aku beli sejak sebelum bulan puasa, tapi baru aku masak kemaren. Aku bikin tanpa liat contoh resep padahal sebenernya dibalik kemasan makaroninya ada resep saosnya, tapi berhubung bahan-bahan yang ada di resep itu aku gak punya di rumah, jadi saosnya aku bikin kayak saos spagheti yang pernah aku posting juga di sini. Jadi rasanya ya mirip sama spagheti cuma bentuknya aja yang beda. 1 bungkus kecil makaroni 200 gr bisa untuk 2 atau 3 porsi. Kemaren aku bikin 2 porsi terlalu banyak jadi mending untuk 3 porsi biar gak terlalu banyak.